KH. Abdul Madjid kemudian mencari seorang pengganti untuk meneruskan perjuangannya.
Dia mendapatkan menantu yang bernama Muhammad Sufyan, alumni Pesanten Tremas Pacitan.
Tidak lama kemudian Pesantren Cigaru maju cukup pesat dengan jumlah santri mencapai ribuan yang berasal dari berbagai pelosok tanah air bahkan luar negeri.
Dari semenjak berdirinya hingga sekarang Pesantren Cigaru telah melalui perjalanan sejarah yang penuh dengan lika-liku. ***