Sejarah Pondok Pesantren Ihya Ulumuddin Kesugihan Cilacap Jawa Tengah, Ada Peran Besar KH Badawi Hanafi

- 10 Juni 2022, 16:00 WIB
Suasana santri Al Ihya Ulumadin Kesugihan Cilacap saat mengaji
Suasana santri Al Ihya Ulumadin Kesugihan Cilacap saat mengaji /FB Al Ihya Ulumadin

CilacapUpdate.com - Pondok Pesantren Al-Ihya ‘Ulumaddin berlokasi di Desa Kesugihan Kidul, Kecamatan Kesugihan Kabupaten Cilacap, di atas areal tanah seluas 4 Ha.

Kehadiran Pondok Pesantren ini dilandasi dengan semangat keagamaan untuk berdakwah yang bertujuan ikut serta mencerdaskan kehidupan bangsa yang ditindas oleh penjajah Belanda pada saat itu.

Tepatnya 24 November 1925/1344 H, seorang tokoh ulama KH. Badawi Hanafi mendirikan Pondok Pesantren di desa Kesugihan, beliau memanfaatkan mushola peninggalan ayahnya KH. Fadil untuk mengawali perintisan Pesantren, Mushola atau Langgar tersebut dikenal dengan nama “Langgar Duwur”.

Dikenal dengan nama langgar duwur karena Mushola (langgar dalam bahasa jawa) tersebut menggunakan konstruksi panggung.

Baca Juga: Update! Link Twibbon Haul Ke-63 KH Achmad Badawi Hanafi dan Ultah Ke-97 PP Al Ihya Ulumaddin Kesugihan Cilacap

Pada awalnya pondok pesantren ini dikenal dengan nama Pondok Pesantren Kesugihan pada tahun 1961, Pondok Pesantren ini berubah nama menjadi Pendidikan Dan Pengajaran Agama Islam (PPAI) dan pada tahun 1983 kembali berubah nama menjadi Pondok Pesantren Al-Ihya ‘Ulumaddin.

Perubahan nama dilakukan oleh KH. Mustolih Badawi, Putra KH. Badawi Hanafi. Perubahan itu dilakukan untuk mengenang Almarhum ayahnya yang sangat mengagumi karya monumental Imam Al-Ghozali (Kitab Ihya 'Ulumiddin) tentang pembaharuan Islam.

Pondok Pesantren Al-Ihya ‘Ulumaddin Kesugihan, secara ekonomi berada pada masyarakat plural (beragam) yang terdiri dari nelayan, pedagang, petani, wiraswasta, dan Pegawai Negeri. Dari segi geografis lokasi pesantren dekat dengan pusat kota Cilacap.

Kondisi ini sedikit banyak mempengaruhi proses perkembangan pesantren dalam upaya menjaga dan melestarikan nilai-nilai luhur tradisi keagamaan. Keseimbangan tersebut dapat tercipta karena masih adanya pengaruh karismatik para Kyai di wilayah Kesugihan, yang kemudian identik dengan Kota Santri.

Halaman:

Editor: Muhammad Nasrulloh

Sumber: Berbagai Sumber


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah