Evolusi Bandara Megah di Bangka Belitung: Dari Pelabuhan Udara Pangkalpinang hingga Nama Putra Bangsawan

- 28 Oktober 2023, 19:45 WIB
Evolusi Bandara Megah di Bangka Belitung: Dari Pelabuhan Udara Pangkalpinang hingga Nama Putra Bangsawan/Tangkapan Layar/Instagram.com @sepinggan_aeroplanes
Evolusi Bandara Megah di Bangka Belitung: Dari Pelabuhan Udara Pangkalpinang hingga Nama Putra Bangsawan/Tangkapan Layar/Instagram.com @sepinggan_aeroplanes /

CilacapUpdate.com - Bandara megah di Kepulauan Bangka Belitung memiliki sejarah penamaan yang menarik di baliknya. Nama bandara ini telah berubah seiring dengan perjalanan waktu dan memiliki akar yang dalam dalam sejarah daerah ini.

Dalam 81 tahun beroperasi, Bandara Depati Amir telah mengalami transformasi yang luar biasa, menghabiskan sejumlah besar dana untuk mengubahnya menjadi salah satu bandara terbesar dan paling penting di wilayah ini.

Awalnya, bandara ini dikenal sebagai Pelabuhan Udara Pangkalpinang, sebuah fasilitas yang dibangun selama penjajahan Jepang pada tahun 1942.

Selama masa itu, bandara ini memiliki peran penting sebagai pertahanan Jepang dari serangan tentara sekutu.

Namun, pada tahun 1999, bandara ini mengalami perubahan penting dalam sejarahnya. Nama bandara berubah menjadi Bandara Depati Amir, mengambil nama dari seorang putra bangsawan Kepulauan Bangka yang bernama Depati Bahrin.

Depati Amir adalah seorang tokoh berpengaruh di Bangka dan juga seorang Pahlawan Nasional dari wilayah tersebut.

Baca Juga: Transformasi Bandara JB Soedirman: Dari Ditutup Selama Satu Tahun Hingga Era Baru Penerbangan Feeder Umrah

Semangat kepahlawanannya telah dikenal luas di seluruh Kepulauan Bangka Belitung. Dengan perubahan nama ini, bandara ini tidak hanya menjadi pusat transportasi yang penting tetapi juga sebuah monumen yang menghormati warisan kepahlawanan daerah tersebut.

Pengelolaan Bandara Depati Amir diserahkan kepada PT Angkasa Pura II pada tahun 2007, yang membuka jalan bagi perubahan besar dalam infrastruktur bandara.

Sejak saat itu, bandara ini telah mengalami banyak perubahan fisik yang signifikan. Peningkatan melibatkan berbagai aspek, termasuk terminal penumpang, landasan pacu, apron, dan banyak lagi.

Pada awalnya, bandara ini hanya memiliki landasan pacu berupa hamparan rumput, yang kemudian dikembangkan hingga menjadi konstruksi aspal.

Ini adalah langkah penting dalam transformasi bandara ini menjadi salah satu bandara terbesar dan paling penting di Kepulauan Bangka Belitung.

Pada tahun 1978, landasan pacu bandara hanya memiliki panjang 1.200 meter. Namun, pada tahun 2013, landasan pacu ini telah diperpanjang menjadi 2.250 meter, meningkatkan kapasitas pendaratan dan lepas landas pesawat.

Perubahan paling signifikan datang pada tahun 2019, saat Bandara Depati Amir diresmikan secara langsung oleh Presiden Republik Indonesia, Joko Widodo, atau yang akrab disapa Jokowi.

Ini adalah pengakuan terhadap pentingnya bandara ini dalam mendukung konektivitas dan pertumbuhan ekonomi di wilayah tersebut.

Baca Juga: Bandara Juanda Surabaya: Sejarah dan Eksistensi Nama Perdana Menteri Terakhir Indonesia dalam 64 Tahun

Namun, perlu dicatat bahwa pengembangan Bandara Depati Amir tidak datang tanpa biaya.

Proyek ini menelan biaya sekitar Rp649,7 miliar, sebuah investasi besar yang mencerminkan komitmen pemerintah dan pihak terkait untuk memajukan infrastruktur bandara di Kepulauan Bangka Belitung.

Biaya tersebut digunakan untuk meningkatkan fasilitas bandara, memperpanjang landasan pacu, dan meningkatkan pengalaman penumpang.

Bandara Depati Amir saat ini menjadi salah satu bandara terpenting di Kepulauan Bangka Belitung, memainkan peran vital dalam menghubungkan wilayah ini dengan kota-kota besar lainnya di Indonesia.

Selain itu, bandara ini juga berfungsi sebagai gerbang bagi wisatawan yang ingin menjelajahi keindahan alam dan budaya Kepulauan Bangka Belitung.

Peningkatan terus-menerus dalam infrastruktur bandara ini juga berdampak positif pada ekonomi daerah.

Bandara yang lebih besar dan lebih modern memungkinkan untuk menerima lebih banyak penerbangan, yang pada gilirannya membantu dalam meningkatkan pariwisata, perdagangan, dan investasi di wilayah ini.

Selain itu, penghormatan terhadap nama Depati Amir sebagai bagian dari sejarah bandara ini juga menjadi inspirasi bagi penduduk setempat dan penduduk Kepulauan Bangka Belitung secara keseluruhan.

Ini adalah pengingat tentang warisan dan kepahlawanan yang membangkitkan semangat komunitas dan mendorong dorongan untuk mencapai prestasi yang lebih besar.

Sebagai sebuah kisah perubahan yang mengesankan, Bandara Depati Amir di Bangka Belitung adalah contoh yang menginspirasi tentang bagaimana investasi dalam infrastruktur dapat mengubah wilayah dan meningkatkan kualitas hidup penduduk setempat.

Baca Juga: 8 Hotel Dekat Bandara Lombok dengan Harga Bersahabat untuk Traveler Pintar

Dengan 81 tahun beroperasi, bandara ini telah menjadi tonggak penting dalam sejarah Kepulauan Bangka Belitung dan akan terus berperan dalam pertumbuhan dan perkembangan masa depan wilayah ini.***

Editor: Achmad Ade Salim Kurniawan


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah