Network
CilacapUpdate.com - Setiap tahun pada tanggal 1 September, Indonesia memperingati Hari Polwan atau Hari Polisi Wanita. Pada tahun 2023 ini, perayaan ini menginjak usia yang ke-75.
Dikutip dari laman Humas Polri, mereka mengusung tema "Polri Persisi Untuk Negeri, Polri Siap Mendukung Pemilu Damai Menuju Indonesia Maju". Tapi, jika kita memetik benang merah dari sejarahnya, seperti yang dikutip dari laman pta-pekanbaru, catatan sejarah mengajak kita mengamati asal-usul Polwan RI hingga tahun 1948.
Mengembara hingga ke tahun tersebut, kita berjalan kembali ke era dimana wanita tak memiliki akses pada pendidikan kepolisian. Di waktu itu, kepolisian adalah ranah para laki-laki, sementara perempuan hanya berada di luar radius.
Baca Juga: Di Dumai Laku Rp60 Juta per Keping, Inilah Uang Koin Kuno yang Diburu Kolektor Kota Dumai
Kendala gender ini merentangi gerak langkah polisi, khususnya ketika harus berhadapan dengan masyarakat perempuan.
Episode ini mencuat pada 1 September 1948, tepatnya di Kota Bukittinggi, Sumatera Barat. Waktu itu, negara Indonesia sedang melawan Agresi Militer Belanda II.
Dalam situasi perang, mengungsikan penduduk menjadi tindakan wajib. Namun, proses pengungsian membutuhkan pemeriksaan dan pemeriksaan fisik oleh polisi - yang, tentu saja, terdiri dari pria.
Tapi, situasi berubah saat pengungsi wanita menolak pemeriksaan oleh polisi pria. Ini merangsang gerakan wanita Islam di Bukittinggi untuk berbicara, menuntut pelibatan wanita dalam pendidikan kepolisian.
