Melalui Penelitian KABAR BUMI, Remitansi Migran Berdampak Signifikan di Ponorogo, Brebes, dan Cilacap

- 9 Agustus 2023, 20:18 WIB
Melalui Penelitian KABAR BUMI, Remitansi Migran Berdampak Signifikan di Ponorogo, Brebes, dan Cilacap/Dok. CilacapUpdate.com
Melalui Penelitian KABAR BUMI, Remitansi Migran Berdampak Signifikan di Ponorogo, Brebes, dan Cilacap/Dok. CilacapUpdate.com /

CilacapUpdate.com - Dalam rangka menyebarluaskan hasil penelitian berharga tentang remitansi migran, KABAR BUMI bekerja sama dengan Universitas Alberta Canada telah mengadakan acara penuh makna.

Acara ini tidak hanya menjadi platform bagi diseminasi hasil penelitian terkait remitansi, tetapi juga sebagai ajang pertemuan yang melibatkan berbagai elemen masyarakat.

Acara ini berlangsung pada Selasa, 8 Agustus 2023, di Kampus UNUGHA Cilacap yang berlokasi di Jl. Kemerdekaan Barat No.17, Gligir, Kesugihan Kidul, Kec. Kesugihan, Kabupaten Cilacap, Jawa Tengah.

Baca Juga: Sambut HDKD Ke-78, Imigrasi dan UPT Kemenkumham Se-Cilacap Nusakambangan Tabur Bunga di TMP Surengrono

Acara ini menjadi semakin istimewa karena dihadiri oleh berbagai kalangan, termasuk anggota dan pengurus KABAR BUMI, organisasi perempuan, komunitas, organisasi mahasiswa se-Cilacap, organisasi kepemudaan, serta organisasi keagamaan. Ini membuktikan bahwa isu remitansi migran memiliki dampak yang merentang luas di berbagai lapisan masyarakat.

KABAR BUMI bersama dengan mitra-mitranya, seperti Persatuan BMI Tolak Overchargingn di Hong Kong (PILAR-HK), Asia Pasific Mission For Migrant (APMM), Migrante Filiphin, dan Universitas Alberta Canada, telah melakukan penelitian yang mendalam tentang uang kiriman (remitansi) dari pekerja migran asal Indonesia dan Filipina yang bekerja di Hong Kong.

Remitansi migran telah mengambil peran penting dalam membentuk perekonomian dan masyarakat Indonesia. Upaya ini sejalan dengan tekad Pemerintah Indonesia dalam mencapai tujuan pembangunan berkelanjutan 2030, terutama dalam hal penghapusan kemiskinan.

Studi ini didasarkan pada survei yang melibatkan lebih dari 1,000 pekerja migran Filipina dan Indonesia di Hong Kong.

Selain itu, penelitian ini juga melibatkan diskusi kelompok terfokus serta wawancara dengan berbagai pihak terkait, mulai dari pekerja migran, keluarga mereka, hingga para pembuat kebijakan di Hong Kong.

Bahkan, tiga wilayah di Indonesia, yakni Brebes, Cilacap, dan Ponorogo, turut menjadi fokus penelitian ini.

Baca Juga: Berkedok Petugas Pendataan Regulator Gas, Duo Pencuri di Cilacap Gasak Barang Berharga Milik Puluhan Korban

Profesor Denise Spitzer dari Universitas Alberta Canada menjelaskan bahwa tujuan riset ini adalah untuk menyebarkan laporan tentang Kehidupan Remitansi Migran, Sebuah Studi Komparatif di Asia.

"Laporan ini diharapkan dapat menjadi landasan untuk pembuatan kebijakan nasional dan regional yang lebih relevan dengan kebutuhan para migran," Ungkap Prof. Denise Spitzer dari Universitas Alberta Canada.

Hasil penelitian ini mengungkapkan bahwa lebih dari 80% responden survei menggunakan uang kiriman (remitansi) untuk memenuhi kebutuhan makanan dan hampir 71% mengalokasikan dana tersebut untuk biaya pendidikan anggota keluarga.

Namun, hanya sekitar 5.8% responden yang memutuskan untuk menginvestasikan remitansi dalam bisnis.

Pada kesempatan yang sama, Hanifah Muyasarah, yang menjabat sebagai Kepala Nasional Kelompok Kepentingan Perempuan Buruh Migran Koalisi Perempuan Indonesia (KPI) dalam periode (2020-2025), menyampaikan pandangannya.

Ia mengungkapkan bahwa di samping manfaat positif yang mungkin timbul dari remitansi sosial, para migran dan keluarga mereka juga harus menghadapi beban sosial yang timbul dari perjalanan migrasi ini.

"Beberapa migran kembali ke kampung halaman dengan tabungan yang minim karena penghasilan mereka telah habis untuk pengiriman uang," Ungkap Hanifah.

Menyadari pentingnya topik remitansi migran, diskusi dan penelitian yang mendalam hanya mungkin dilakukan jika melibatkan pekerja migran dan keluarga mereka secara aktif.

Di sisi lain, Karsiwen, Ketua Pimpinan Pusat KABAR BUMI, menegaskan bahwa hasil riset ini akan menjadi sumber informasi dan rekomendasi bagi pembuat kebijakan di daerah kabupaten Cilacap.

"Hasil Riset Remitansi ” Lives of Migrant Remittances: An Asian Comparative Study” ini dapat tersampaikan dan diterima serta menjadi rujukan informasi dan rekomendasi untuk pembuatan kebijakan oleh pemerintah daerah kabupaten Cilacap," tambah Karsiwen.

Seiring dengan itu, perwakilan dari berbagai organisasi dan komunitas yang turut hadir dalam acara ini, seperti BEM PTNU Jateng, juga memberikan pandangannya.

Iib sohibul millah, perwakilan dari BEM PTNU Jateng, mengajak para mahasiswa untuk mengambil peran dalam merespons isu sosial yang dihadapi oleh para pekerja migran.

"Dalam konteks diskusi mengenai migran dan remitansi, saya mengajak rekan-rekan mahasiswa untuk mengembangkan kepekaan terhadap penderitaan dan pengalaman yang dialami oleh para pekerja migran," Jelas Iib.

Baca Juga: Truk Pengangkut Snack Yupi Terbakar di Karangpucung Cilacap, Berikut Kronologinya versi Damkar!

Dengan mengungkapkan fakta-fakta esensial dan memberikan wawasan yang mendalam, studi tentang remitansi migran ini tidak hanya menjadi sumber pengetahuan, tetapi juga menjadi panggilan untuk tindakan nyata dalam menghadapi tantangan yang dihadapi oleh para pekerja migran.***

Editor: Siyam


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah