Cerita Romo Santo Saat Gerejanya Diserang Teroris: Buya Syafii Langsung Datang dengan Sepeda Pancal

- 27 Mei 2022, 14:52 WIB
Buya Syafii Maarif.
Buya Syafii Maarif. /Muhammadiyah.or.id

CilacapUpdate.com – Berita meninggal dunianya mantan Ketua Umum PP Muhamadiyah Buya Ahmad Syafi’i Maarif pada Jumat 27 Mei 2022 pukul 10.15 WIB memunculkan kesedihan banyak pihak.

Rasa kehilangan dialami betul oleh Imam Projo Keuskupan Agung Semarang sekaligus Pastor Kepala Paroki Kumetiran, Yohanes Dwi Harsanto Pr atau dikenal Romo Santo yang hadir pada prosesi salat jenazah terhadap almarhum Buya Syafii di Masjid Gede Kauman.

Dikutip dari laman resmi Muhammadiyah muhammadiyah.or.id, Romo Santo menyampaikan duka cita dari umat Katolik atas meninggalnya tokoh bangsa yang terus menjaga keragaman ini.

Baca Juga: Kedai Kopi Hanya Kedok, Ternyata Praktik Pijat Prostitusi Ditemukan di Jakarta Barat

“Saya mewakili bapak Uskup Keuskupan Agung Semarang Robertus Rubiyatmoko mengucapkan berduka pada keluarga Muhammadiyah dan keluarga almarhum atas dipanggilnya almarhum kepada rahmat Allah Yang Maha Kuasa, kami merasa sangat bersedih dan kehilangan,” ungkapnya.

Romo Santo menyampaikan, Buya Syafi’I Ma’arif merupakan orang yang damai dan membuat masyarakat tentram.

“Bagi saya Buya itu pendamai, hatinya damai dan teduh. Kata-katanya itu sungguh membuat kita tenteram dan teguh dalam mengupayakan kedamaian dan hidup bersama yang rukun,” dia menambahkan.

Baca Juga: Buya Syafii Maarif Mantan Ketua Umum Muhammadiyah Meninggal Dunia, Jenazah Akan Dimakamkan di Kulonprogo

Romo Santo menganggap almarhum Buya Syafi’I sebagai sosok yang telah meraih keluhuran spiritual.

Hal ini nampak misalnya saat Gereja Santa Lidwina Stasi Bedog diserang teroris pada tahun 2018. Kata dia, Buya Syafii adalah tokoh pertama yang hadir di lokasi untuk menenangkan umat Katolik.

Halaman:

Editor: Muhammad Nasrulloh

Sumber: muhammadiyah.or.id


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x