Lanjutkan, K.H. Miftachul Akhyar Rais Aam PBNU Terpilih Pada Muktamar ke - 34 Nahdlatul Ulama

- 24 Desember 2021, 06:07 WIB
Suasana sidang pleno pada Muktamar Nahdlatul Ulama (NU) ke-34 di Universitas Lampung, Lampung, Kamis (23/12/2021).
Suasana sidang pleno pada Muktamar Nahdlatul Ulama (NU) ke-34 di Universitas Lampung, Lampung, Kamis (23/12/2021). /ANTARA FOTO/Hafidz Mubarak A/hp

CilacapUpdate.com - K.H. Miftachul Akhyar Rais Aam PBNU Terpilih Pada Muktamar ke - 34 Nahdlatul Ulama yang berlangsung di Universitas Lampung, Bandar Lampung.

Hal ini Menyusul Selesainya keberlangsungan musyawarah sembilan anggota Ahlul Halli Wal Aqdi (AHWA) pada Muktamar Ke-34 NU yang di gelar secara tertutup.

K.H. Miftachul Akhyar terpilih berdasarkan hasil musyawarah dan mufakat tim Ahlil Halli Wal Aqdi (AHWA) yang terdiri dari 9 kiai sepuh NU.

Jika merujuk pada Tata Tertib Muktamar, pemilihan Rais Aam PBNU disepakati menggunakan sistem Ahwa. Dengan model tersebut, Rais Aam akan dipilih oleh 9 orang yang mendapat mandat PCNU dan PWNU menjadi Ahwa. Sedangkan penentuan Ketua Umum Tanfidziyah PBNU dilakukan dengan cara pemilihan. Para calon akan memperebutkan dukungan dari pemilik suara, yakni PCNU, PCINU, PWNU, PBNU, dan badan otonom.

Seperti Dikutip CilacapUpdate.com dari antaranews.com, dalam Artikel yang berjudul Miftachul Akhyar kembali jadi Rais Aam PBNU K.H. Miftachul Akhyar kembali terpilih menjadi Rais Aam PBNU periode 2021-2026 setelah dilakukan musyawarah sembilan anggota Ahlul Halli Wal Aqdi (AHWA) pada Muktamar Ke-34 NU 

"Kami semua sepakat para sesepuh kiai dan tidak ada perbedaan pendapat, kami bulat sepakat menunjuk kepada Kiai Miftachul Akhyar menjadi Rais Aam PBNU 2021-2026," ujar Anggota AHWA Zainal Abidin saat membacakan hasil musyawarah.

Dengan penunjukan ini maka Kiai Miftah melanjutkan sebagai Rais Aam untuk periode kedua (sebelumnya Pj Rais Aam). Menurut Zainal, dalam proses pemilihan berlangsung secara hangat tanpa ada perbedaan pendapat.

Antarsesama anggota AHWA, kata Zainal, saling menunjukkan adab serta sopan santun. Bahkan saat dimintai pendapat soal siapa yang layak menjadi Rais Aam, tak ada anggota AHWA yang berani untuk memberikan pendapatnya dan mendorong yang lebih tua untuk berpendapat.

"Akhirnya diserahkan pada yang paling muda untuk berpendapat. Saya juga tak berpendapat kalau yang tua tak berpendapat," ungkap dia.

Halaman:

Editor: Faiz Al Makky

Sumber: Antaranews


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah