Perjalanan Bandara Terbesar di Papua: Dari Nama Sentani ke Dortheys Hiyo Eluay, Apa Artinya?

5 Oktober 2023, 01:55 WIB
Ilustrasi - Perjalanan Bandara Terbesar di Papua: Dari Nama Sentani ke Dortheys Hiyo Eluay, Apa Artinya?/Dok. pinterest.com /

CilacapUpdate.com - Sebuah perubahan besar terjadi pada tahun 2020 di salah satu bandara terbesar di Papua, Indonesia. Bandara ini memiliki sejarah panjang yang berhubungan dengan seorang tokoh penting dalam sejarah Papua.

Dalam hal ini, CilacapUpdate.com akan mengulas perjalanan bandara tersebut, menggali lebih dalam tentang tokoh yang memberikan nama padanya, dan melihat bagaimana bandara ini telah berkembang seiring berjalannya waktu.

Dibangun oleh Jepang pada tahun 1939, bandara ini awalnya dikenal sebagai Bandar Udara Sentani. Namun, pada tahun 2020, namanya diubah menjadi Bandar Udara Dortheys Hiyo Eluay.

Perubahan ini tidak hanya sekadar pergantian nama; itu adalah penghormatan kepada seorang tokoh yang memiliki kontribusi besar terhadap bangsa dan negara.

Baca Juga: Hotel Murah Dekat Bandara Balikpapan: Akomodasi Praktis dengan Fasilitas Terbaik dan Harga Bersahabat

Tokoh yang namanya diabadikan sebagai nama bandara ini adalah seorang mantan anggota DPRD Irian yang juga pernah menjabat sebagai Ketua Presidium Dewan Papua (DPD).

Sejarahnya yang cemerlang mencakup peran penting dalam merebut Papua dari Belanda. Selama konflik di Papua, dia memberikan dukungan langsung kepada TNI (Tentara Nasional Indonesia) dan Polri (Kepolisian Republik Indonesia) untuk meredam pemberontakan di daerah tersebut.

Pada tahun 1969, dia terlibat dalam Penentuan Pendapat Rakyat (PEPERA) yang menentukan status Papua sebagai bagian dari NKRI (Negara Kesatuan Republik Indonesia).

Karir politiknya juga mencakup jabatan sebagai anggota DPRD Irian dari Partai Kristen Indonesia (Parkindo). Selain itu, dia pernah menjadi Pemimpin Besar Dewan Papua Merdeka.

Namun, perjalanan politiknya tidak tanpa kontroversi. Pada tahun 1999, dia mengumumkan Dekrit Papua Merdeka sambil mengibarkan bendera Bintang Kejora, yang menjadi pemicu konflik lebih lanjut.

Sayangnya, berbagai kontroversi ini berakhir tragis pada tahun 2001 ketika dia ditemukan tewas di dalam mobilnya. Pemeriksaan lebih lanjut mengungkap bahwa tersangka pembunuhan tersebut adalah seorang anggota Kopassus.

Pemberian nama Bandar Udara Dortheys Hiyo Eluay bukanlah tindakan sembarangan. Ini adalah pengakuan atas jasa dan pengorbanannya dalam sejarah Papua.

Baca Juga: Mencari Hotel Nyaman di Jambi? Temukan 10 Pilihan Murah Dekat Bandara Sultan Thaha Saifuddin

Bandara ini terletak di Jayapura dan merupakan bandara terbesar di Papua, yang menjalani perombakan besar pada tahun 2019.

Pemerintah melalui Angkasa Pura I menggelontorkan dana sebesar Rp1,9 triliun untuk mengembangkan bandara tersebut.

Sebagian besar dana tersebut, yaitu sekitar Rp500 miliar, digunakan untuk meningkatkan kualitas dan ukuran landasan pacu. Saat ini, landasan pacu bandara ini memiliki panjang 3.000 meter dan dilengkapi dengan 13 stand parkir untuk pesawat kecil.

Selain itu, bandara ini memiliki 1 stand parkir khusus untuk pesawat kargo dan 11 stand parkir pesawat kecil berbaling-baling.

Sisa dana digunakan untuk pengembangan terminal agar dapat menampung lebih banyak penumpang. Perombakan ini dilakukan untuk mendukung penyelenggaraan PON Papua pada tahun 2020.

Baca Juga: 8 Pilihan Hotel Nyaman Dekat Bandara Lombok untuk Traveler Budget

Menurut informasi dari laman resmi Angkasa Pura I, Bandar Udara Dortheys Hiyo Eluay menjadi bandara yang paling aktif di Indonesia bagian timur untuk pergerakan kargo.

Pergerakan kargonya menyumbang sekitar 28,9 persen dari total kargo yang diurus oleh Angkasa Pura Airport pada tahun 2022, mencapai angka sebesar 464.327 ton.

Dengan perubahan nama dan pengembangan infrastruktur yang signifikan, Bandar Udara Dortheys Hiyo Eluay memiliki potensi besar untuk menjadi pintu gerbang utama bagi perjalanan ke Papua.

Ini juga mengingatkan kita pada sejarah yang kompleks dan peran penting yang dimainkan oleh tokoh-tokoh dalam menghubungkan Papua dengan Indonesia.

Baca Juga: Bandara Megah dan Terbesar di Sulawesi Selatan: Inspirasi Kapal Pinisi dengan Investasi Rp2,6 Triliun

Semoga perubahan ini membawa kemajuan dan manfaat yang lebih besar bagi masyarakat Papua serta membantu mengenang jasa-jasa orang-orang yang telah berjuang untuk persatuan dan kemakmuran negara ini.***

Editor: Achmad Ade Salim Kurniawan

Tags

Terkini

Terpopuler