Pertambangan Gunung Pongkor: Tambang Emas Terluas di Jawa Barat yang Menghasilkan 2 Ton Emas per Tahun

29 September 2023, 19:40 WIB
Pertambangan Gunung Pongkor: Tambang Emas Terluas di Jawa Barat yang Menghasilkan 2 Ton Emas per Tahun/foto Ilustrasi: Freepik.com @user17541819 /

CilacapUpdate.com - Indonesia, sebagai negara kaya akan sumber daya alam mineral, memiliki potensi luar biasa dalam industri pertambangan. Salah satu aset berharga yang dimiliki tanah air adalah emas.

Banyak yang mungkin mengira bahwa tambang emas terbesar Indonesia adalah PT Freeport di Papua, namun, Jawa Barat juga memiliki keajaiban tambang emas yang tak kalah mengesankan.

Di tengah luasnya keindahan alam Jawa Barat, tersembunyi tambang emas yang mampu menghasilkan hingga 2 ton emas setiap tahunnya.

Ini adalah sebuah cerita tentang Pertambangan Gunung Pongkor, yang tak hanya membanggakan Jawa Barat, tetapi juga seluruh Indonesia.

Tambang emas ini terletak di Jawa Barat, Indonesia, dan dikelola dengan penuh kebanggaan oleh Badan Usaha Milik Negara (BUMN).

Baca Juga: Misteri Nama-Nama Daerah di Jawa Barat: Dari Singkatan Hingga Sejarahnya yang Menarik, Bogor Artinya Sapi?

Dengan luas mencapai 6.042 hektar, tempat ini merupakan salah satu tambang emas terluas di seluruh Indonesia.

Namun, kebesaran tambang ini juga berarti bahwa penambangan emas ini jauh dari pemukiman penduduk.

Terletak cukup jauh dari pusat ibu kota Jawa Barat, Bandung, perjalanan menuju tambang ini bisa memakan waktu antara 4 hingga 5 jam.

Tambang emas yang membanggakan ini dikenal dengan nama Pertambangan Gunung Pongkor. Alamatnya berada di Sorongan, Desa Bantarkaret, Kecamatan Nanggung, Kabupaten Bogor.

Jika diukur dari pusat keramaian penduduk, jarak tambang emas ini adalah sekitar 54 kilometer dari arah Kota Bogor.

Tambang ini dikelola langsung oleh Unit Bisnis Penambangan Emas (UBPE) Pongkor, Badan Usaha Milik Negara PT Aneka Tambang Tbk (Antam).

Menariknya, pertambangan Gunung Pongkor ini sudah berusia 49 tahun sejak pertama kali dieksplorasi pada tahun 1974.

Dengan usia yang sangat panjang ini, tambang ini telah mengalami banyak perubahan dan perkembangan.

Baca Juga: Eksplorasi Keunikan Kabupaten Dairi, Sumatera Utara: Dua Kecamatan dengan Nama Terpanjang

Salah satu prestasi gemilangnya adalah pembangunan terowongan utama dengan diameter 3,3 meter dan tinggi 3 meter.

Terowongan inilah yang menjadi pintu gerbang menuju lokasi penambangan emas Gunung Pongkor, terletak sejauh 4 kilometer dari mulut terowongan.

Tidak hanya menjadi sumber daya ekonomi yang penting, Pertambangan Gunung Pongkor juga menjadi destinasi wisata yang menarik.

Pengunjung yang tertarik dapat melihat langsung kegiatan penambangan, meskipun ada syarat dan ketentuan yang ketat yang harus dipatuhi.

Tambang emas ini beroperasi dengan sistem penambangan tertutup atau bawah tanah, dengan ketinggian mencapai 600 meter di atas permukaan laut (mdpl).

Baca Juga: Jadwal dan Link Livesports808 WSBK Portugal 2023: Aksi Balap Terpanas di Sirkuit Internasional Algarve!

Pendekatan ini dipilih untuk memastikan bahwa kegiatan pertambangan tidak merusak kawasan Taman Nasional Gunung Halimun-Salak, Kabupaten Bogor, tempat tambang ini berlokasi.

Taman Nasional Gunung Halimun-Salak adalah salah satu harta karun alam Indonesia yang perlu dijaga dan dilestarikan.

Tambang emas Gunung Pongkor, dengan kebijakan penambangan yang bijak, menjadi contoh bagaimana industri pertambangan dan pelestarian alam dapat berjalan beriringan.

Keberadaan tambang ini di kawasan taman nasional juga menunjukkan komitmen Antam dalam menjaga keberlanjutan lingkungan.

Namun, seperti yang sering terjadi dalam industri pertambangan, suatu saat nanti tambang emas ini akan habis.

Baca Juga: Shopee 10.10 Brands Festival, Ajang Brand Lokal Kembangkan Bisnis dengan Berkolaborasi

Meskipun ini adalah kenyataan yang tak terhindarkan, ada kabar baik bahwa lokasi penambangan ini mungkin akan digunakan sebagai museum.

Museum ini akan menjadi saksi bisu dari sejarah panjang Pertambangan Gunung Pongkor dan prestasinya yang mengesankan.***

Editor: Achmad Ade Salim Kurniawan

Tags

Terkini

Terpopuler