Network
Kondisinya telah memburuk, di mana sekitar 83% waduk telah terisi oleh endapan pasir dan lumpur, hanya menyisakan sekitar 17% air yang dapat digunakan sebagai pembangkit listrik tenaga air.
Pada musim kemarau, waduk ini bahkan hanya menjadi gundukan lumpur kering yang tak berarti. Pada tahun 2015, waduk ini diprediksi hanya akan bertahan hingga tahun 2028.
Namun, pada tahun 2022, perkiraan umur waduk tersebut telah berkurang drastis, hanya menyisakan sekitar 2 tahun lagi.
Ini karena jumlah lumpur yang mengendap di waduk telah meningkat dari 4 juta meter kubik per tahun pada tahun 2015 menjadi 6 juta meter kubik per tahun pada tahun 2020.
Baca Juga: 8 Nama Desa Unik di Kabupaten Blora Jawa Tengah, No 1 'Kalangan' Ada Cerita Golongan yang Tak Biasa
Ancaman ini tidak bisa dianggap remeh, karena jika waduk terus terpenuhi oleh endapan lumpur dan pasir, dinding sekeliling waduk bisa runtuh, menyebabkan bencana serius di Jawa Tengah.
Mengingat betapa pentingnya waduk ini dalam menyediakan listrik dan air bagi sejumlah daerah, langkah-langkah perbaikan yang konkret sangat dibutuhkan untuk menghindari potensi kehilangan listrik 184,5 MW dan air sebanyak 47 juta meter kubik di Jawa Tengah.***
