Banyumas Jadi Tuan Rumah Smart Green ASEAN City Usai Sukses Kelola Sampah

- 14 September 2023, 07:55 WIB
Sukses mengelola sampah, Banyumas ditunjuk sebagai tuan rumah acara City Window Series II Programme Smart Green ASEAN City (SGAC).
Sukses mengelola sampah, Banyumas ditunjuk sebagai tuan rumah acara City Window Series II Programme Smart Green ASEAN City (SGAC). /PORTAL PURWOKERTO /Hening Prihatini/PORTAL PURWOKERTO

CilacapUpdate.com - Membangun Smart Green City pada saat ini bukanlah hal mudah. Apalagi jika itu berhubungan dengan sampah. Suksesnya Banyumas dalam pengelolaan sampah, membuat Kabupaten di Jawa Tengah ini ditunjuk sebagai tuan rumah acara City Window Series II Programme Smart Green ASEAN City (SGAC).

Alasan Banyumas menjadi tuan rumah CWS II menurut Penasihat Senior Program SGAC-UNCDF Fakri Karim, pengelolaan sampah di kabupaten tersebut merupakan yang terbaik dari 13 kota percontohan di ASEAN.

"Tahun ini memang host-nya Indonesia dan topiknya adalah tentang sampah. Banyumas adalah yang terbaik dari 13 kota contoh program ini," kata Fakri.

Baca Juga: Pernah Jadi Masalah, Kabupaten Banyumas Sukses Mengelola Sampah hingga Jadi Percontohan Nasional 

Fakri Karim menjelaskan bahwa tujuan program ini adalah untuk mendukung pembangunan hijau kota-kota di ASEAN. Biaya dari program ini EU (European Union/Uni Eropa), dan dilaksanakan oleh UNCDF (United Nations Capital Development Fund).

Banyumas merupakan salah satu kota di Indonesia yang ikut dalam Program SGAC. Dan kota lain yang mengikuti program kota hijau se-ASEAN tersebut adalah Banyuwangi, Jawa Timur.

"Program itu meningkatkan kapasitas kota untuk pembiayaan pembangunan berkelanjutan, hijau, dan smart di kota masing-masing," paparnya seperti dikutip dari Antara.

Dan salah satu bidang pembangunan hijau itu adalah pengelolaan sampah, waste management. Fakri menjelaskan, selain berperan sebagai bagian dari forum dialog. Peserta kegiatan CWS II juga ingin melihat pengalaman Banyumas dalam manajemen pengelolaan sampah.

"Delegasi dari berbagai negara tersebut juga akan melakukan kunjungan lapangan pada hari Rabu,13 September 2023 untuk melihat pengelolaan sampah di Banyumas," kata Fakri melanjutkan.

Pada kegiatan tersebut, mereka mengunjungi TPST Kedungrandu di Desa Kedungrandu, Kecamatan Patikraja. Dan juga menyambangi Tempat Pembuangan Akhir Berbasis Lingkungan dan Edukasi (TPA BLE) di Desa Wlahar Wetan, Kecamatan Kalibagor.

Baca Juga: Dampak Kebakaran TPA Sarimukti: Tumpukan Sampah Jadi Masalah Baru di Kota Bandung, Warga Bingung Pembuangan

"Smart Green ASEAN Cities memfasilitasi kota-kota yang ada di ASEAN untuk tukar pengalaman dan pelajaran dalam pembangunan hijau," ujar dia.

Selain itu menurut Fakri tujuan kegiatan ini adalah untuk berdiskusi dan bertukar pengalaman sambil belajar dari kesuksesan Banyumas dalam pengelolaan sampah. Dalam pandangannya delegasi dari beberapa negara terlihat tertarik terhadap inovasi di Banyumas.

Norkamawati Kamal, delegasi dari Kota Kuantan, Malaysia mengatakan pihaknya sangat ingin melihat secara langsung pengelolaan sampah di Banyumas. Sebab kabupaten ini dapat mewujudkan Zero Waste to Landfill yang berarti tidak ada sampah yang masuk ke tempat pembuangan akhir.

Semangat berkunjung semakin tinggi setelah mendengar penjelasan hari Selasa mengenai hal tersebut, "Jadi saya sangat excited mau melihat sendiri," tegasnya

Setelah berkunjung dan melihatnya sendiri, delegasi dari salah satu kota di negeri Jiran tersebut berpendapat yang dijelaskan dalam seminar sungguh nyata. Karena dalam pengelolaan sampah ada keterlibatan pemerintah bersama komunitas masyarakat.

Inovasi Banyumas mengelola sampah disebutnya sebagai ide yang cemerlang. Sebab dengan mendaur ulang sampah menjadi produk bernilai ekonomi, dapat meningkatkan pendapatan masyarakat.

Baca Juga: Link Nonton dan Spoiler Anime Level 1 dakedo Unique Skill de Saikyou desu Episode 11 Sub Indo, Download HD!

Beliau berharap Malaysia dapat mencontoh pengelolaan sampah di Banyumas. Dan sangat ingin pihak dari pemerintah negaranya menyaksikan sendiri pengelolaan sampah tersebut.

Melihat ketertarikan beberapa negara terhadap inovasi di Banyumas, Fakri selaku Penasehat Senior SGAC mengharapkan negara-negara lain bisa mereplikasi, dan pihak UNCDF bersedia memfasilitasi bila sistemnya belum sampai. Serta membantu kota-kota lain mendapatkan pembiayaan pembangunan selain dari pemerintah.

"Semoga ini bisa menjadi hal yang bisa direplikasi di negara-negara lain, di kota-kota lain yang sistemnya belum sampai ke sini. Kami dari pihak UNCDF, selain memfasilitasi kapasitasnya, juga membantu kota untuk mendapat pembiayaan pembangunan selain biaya pemerintah," tutup dia.***

Editor: Muhammad Nasrulloh

Sumber: ANTARA


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah