Dengan adanya bandara, wisatawan akan lebih mudah mencapai destinasi-destinasi menarik di wilayah ini. Ini termasuk objek wisata alam, budaya, dan sejarah yang dapat menjadi daya tarik bagi para pelancong.
Selain itu, bandara ini juga membuka peluang bagi sektor ekonomi lokal. Dengan meningkatnya aktivitas pariwisata, usaha-usaha kecil dan menengah di sekitar bandara, seperti penginapan, restoran, dan toko suvenir, dapat mengalami pertumbuhan yang signifikan.
Ini berarti pendapatan tambahan bagi masyarakat setempat dan potensi pengembangan bisnis yang lebih besar.
Peran Strategis ATR-72 500/600
Salah satu rencana menarik yang terkait dengan Bandara Bukit Malintang adalah penggunaan pesawat berbadan besar jenis ATR-72 500/600.
Ini adalah langkah strategis yang dapat meningkatkan konektivitas antara Sumatera Utara dan daerah-daerah terdekat.
Pesawat ATR-72 500/600 memiliki kapasitas yang cukup besar dan dapat mengangkut penumpang dalam jumlah yang signifikan.
Dengan adanya pesawat ini, Bandara Bukit Malintang dapat menjadi titik hub yang penting dalam jaringan transportasi udara regional.
Pembayaran Ganti Rugi Lahan dan Dukungan dari BKP Sumut
Pembangunan Bandara Bukit Malintang juga melibatkan proses pembayaran ganti rugi lahan seluas 32 hektare kepada masyarakat setempat. Hal ini menunjukkan komitmen Pemerintah Kabupaten Mandailing Natal dalam memastikan bahwa proyek ini berjalan dengan lancar dan mendapat dukungan dari komunitas lokal.
Baca Juga: Harga BBM di SPBU Bulan Oktober Naik Lagi, Pertamax Jadi Rp 14 Ribu per Liter
Selain itu, dana pembangunan juga telah diberikan oleh Badan Keuangan Provinsi Sumatera Utara (BKP Sumut). Dukungan finansial dari BKP Sumut membantu memastikan kelancaran proyek ini, sehingga bandara ini dapat segera beroperasi dan memberikan manfaat bagi masyarakat luas.***