Bandara Baru di Bukit Malintang Sumatera Utara: Investasi Rp700 Miliar untuk Meningkatkan Konektivitas

- 1 Oktober 2023, 23:15 WIB
Ilustrasi Bandara.Bandara Baru Bandara Bukit Malintang Sumatera Utara: Investasi Rp700 Miliar untuk Meningkatkan Konektivitas/Dok. Freepik.com
Ilustrasi Bandara.Bandara Baru Bandara Bukit Malintang Sumatera Utara: Investasi Rp700 Miliar untuk Meningkatkan Konektivitas/Dok. Freepik.com /

CilacapUpdate.com - Sebuah proyek bandara baru yang menghabiskan investasi sebesar Rp700 miliar tengah membangkitkan antusiasme di Provinsi Sumatera Utara.

Namun, yang membuatnya lebih menarik lagi adalah bahwa bandara ini tidak terletak di pusat Kota Medan, tetapi di Kabupaten Mandailing Natal, sebuah wilayah yang mungkin belum banyak orang kenal.

Bandara ini dikenal sebagai Bandara Bukit Malintang, dan proyeknya telah berjalan lancar tanpa kendala teknis atau keterlambatan.

Dengan panjang runway sejauh 1.600 meter dan kapasitas terminal 500.000 penumpang, Bandara Bukit Malintang diharapkan akan membantu memperluas konektivitas di Provinsi Sumut, mendukung sektor pariwisata, dan menghidupkan perekonomian di wilayah tersebut.

Baca Juga: Mengungkap Pesona Air Terjun Tertinggi di Kendal, Jawa Tengah: Curug Sewu dan 3 Goa Ajaibnya

Kabar mengenai proyek Bandara Bukit Malintang ini pertama kali mencuri perhatian masyarakat luas ketika informasinya dilansir oleh CilacapUpdate.com dari laman resmi dephub.go.id.

Kehadiran bandara ini telah menjadi pembicaraan hangat di antara warga lokal Sumatera Utara, sekaligus memicu minat investor dalam bidang transportasi udara dan pariwisata.

Namun, pertanyaan yang mungkin muncul adalah mengapa Bandara Bukit Malintang dibangun di luar Kota Medan, yang secara tradisional dianggap sebagai pusat ekonomi dan transportasi utama di Sumatera Utara?

Untuk menjawabnya, kita perlu menyelami latar belakang proyek ini dan bagaimana Bandara Bukit Malintang berperan dalam mengubah peta transportasi di wilayah tersebut.

Lokasi Bandara Bukit Malintang di Kabupaten Mandailing Natal dipilih dengan pertimbangan strategis. Dengan membangun bandara di wilayah ini, Pemerintah Provinsi Sumatera Utara berupaya untuk memperluas konektivitas dalam kawasan wilayahnya.

Selama ini, kawasan-kawasan di sekitar Mandailing Natal masih terbatas aksesnya ke transportasi udara, dan pembangunan Bandara Bukit Malintang diharapkan akan memudahkan warga di wilayah tersebut untuk mengakses layanan penerbangan.

Selain itu, bandara ini juga diharapkan dapat menjadi penggerak pertumbuhan ekonomi di Kabupaten Mandailing Natal.

Dengan meningkatnya aksesibilitas melalui transportasi udara, wilayah ini akan lebih menarik bagi investor dan wisatawan. Dalam jangka panjang, bandara ini dapat menciptakan lapangan kerja dan menghidupkan perekonomian setempat.

Baca Juga: Cabang Olahraga Cycling BMX Racing Persembahkan Medali Emas ke-empat dan Perunggu ke-sebelas

Investasi Besar: Rp700 Miliar

Salah satu aspek yang tidak bisa diabaikan dari proyek Bandara Bukit Malintang adalah besarnya investasi yang diperlukan.

Proyek ini memerlukan dana sebesar Rp700 miliar, yang mana sebagian besar digunakan untuk infrastruktur dasar, seperti landasan pacu dan terminal bandara.

Investasi sebesar ini menunjukkan komitmen serius Pemerintah Provinsi Sumatera Utara dalam mengembangkan sektor transportasi udara.

Kontrak proyek ini dimulai pada tahun 2022 dan diharapkan akan selesai pada tahun 2024. Proyek ini telah berjalan lancar tanpa kendala teknis atau keterlambatan yang berarti, sebuah pencapaian yang patut diapresiasi mengingat skala dan kompleksitas proyek ini.

Dampak Positif pada Ekonomi dan Pariwisata

Pembangunan Bandara Bukit Malintang juga diharapkan dapat memberikan dampak positif pada sektor pariwisata di Kabupaten Mandailing Natal dan sekitarnya.

Dengan adanya bandara, wisatawan akan lebih mudah mencapai destinasi-destinasi menarik di wilayah ini. Ini termasuk objek wisata alam, budaya, dan sejarah yang dapat menjadi daya tarik bagi para pelancong.

Selain itu, bandara ini juga membuka peluang bagi sektor ekonomi lokal. Dengan meningkatnya aktivitas pariwisata, usaha-usaha kecil dan menengah di sekitar bandara, seperti penginapan, restoran, dan toko suvenir, dapat mengalami pertumbuhan yang signifikan.

Ini berarti pendapatan tambahan bagi masyarakat setempat dan potensi pengembangan bisnis yang lebih besar.

Peran Strategis ATR-72 500/600

Salah satu rencana menarik yang terkait dengan Bandara Bukit Malintang adalah penggunaan pesawat berbadan besar jenis ATR-72 500/600.

Ini adalah langkah strategis yang dapat meningkatkan konektivitas antara Sumatera Utara dan daerah-daerah terdekat.

Pesawat ATR-72 500/600 memiliki kapasitas yang cukup besar dan dapat mengangkut penumpang dalam jumlah yang signifikan.

Dengan adanya pesawat ini, Bandara Bukit Malintang dapat menjadi titik hub yang penting dalam jaringan transportasi udara regional.

Pembayaran Ganti Rugi Lahan dan Dukungan dari BKP Sumut

Pembangunan Bandara Bukit Malintang juga melibatkan proses pembayaran ganti rugi lahan seluas 32 hektare kepada masyarakat setempat. Hal ini menunjukkan komitmen Pemerintah Kabupaten Mandailing Natal dalam memastikan bahwa proyek ini berjalan dengan lancar dan mendapat dukungan dari komunitas lokal.

Baca Juga: Harga BBM di SPBU Bulan Oktober Naik Lagi, Pertamax Jadi Rp 14 Ribu per Liter

Selain itu, dana pembangunan juga telah diberikan oleh Badan Keuangan Provinsi Sumatera Utara (BKP Sumut). Dukungan finansial dari BKP Sumut membantu memastikan kelancaran proyek ini, sehingga bandara ini dapat segera beroperasi dan memberikan manfaat bagi masyarakat luas.***

Editor: Achmad Ade Salim Kurniawan


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah