Perjuangan Membangun Kembali Stadion
Pada tahun 2007, DIY memutuskan untuk memulai pembangunan ulang Stadion Maguwoharjo dengan semangat yang baru.
Proyek pembangunan ulang ini bukan hanya sekedar proyek konstruksi biasa, tetapi juga merupakan simbol ketahanan dan kegigihan masyarakat DIY.
Walaupun menghabiskan dana sekitar Rp100 miliar, DIY memandangnya sebagai investasi dalam masa depan olahraga dan rekreasi di wilayah ini.
Pembangunan stadion ini melibatkan berbagai tahap, termasuk perencanaan yang cermat, pembongkaran sisa-sisa stadion lama, dan konstruksi struktur baru.
Dalam waktu beberapa tahun, Stadion Maguwoharjo akhirnya muncul sebagai stadion modern yang layak menjadi venue bagi acara olahraga tingkat nasional dan internasional.
Salah satu aspek yang paling mencolok dari pembangunan kembali stadion adalah perhatian yang sangat detail pada desain arsitektur dan estetika.
Keempat menara dengan tangga yang memutar menjadi ciri khas stadion ini dan memberikan sentuhan klasik yang mempesona. Setiap sudut stadion dipenuhi dengan elemen desain yang menawan, menciptakan lingkungan yang memikat bagi penonton dan pengunjung.
Standar FIFA dan Kualitas Rumput Alami
Salah satu elemen kunci yang menjadikan Stadion Maguwoharjo berkelas internasional adalah standar FIFA yang telah dipenuhinya. Standar ini termasuk kriteria-kriteria ketat terkait fasilitas, kualitas lapangan, dan kenyamanan penonton.
Stadion ini tidak hanya memenuhi standar tersebut, tetapi juga melampaui ekspektasi dengan fasilitas yang modern dan kualitas rumput alami yang sangat baik.
FIFA, sebagai badan sepak bola dunia, memiliki pedoman yang ketat terkait dengan stadion internasional. Ini termasuk persyaratan untuk kualitas lapangan yang tinggi, fasilitas pendukung yang memadai, dan kapasitas penonton yang memadai.