Mengungkap Proyek Bendungan Sidan Bali 2023: Antara Kebutuhan Air dan Pengorbanan Desa-Desa

- 15 Oktober 2023, 20:50 WIB
Mengungkap Proyek Bendungan Sidan Bali 2023: Antara Kebutuhan Air dan Pengorbanan Desa-Desa/Dok. Instagram.com @brantasabipraya
Mengungkap Proyek Bendungan Sidan Bali 2023: Antara Kebutuhan Air dan Pengorbanan Desa-Desa/Dok. Instagram.com @brantasabipraya /

CilacapUpdate.com - Bali, destinasi wisata terkenal Indonesia, saat ini tengah menyaksikan pembangunan megaproyek bendungan yang akan mengubah lanskapnya secara drastis.

Dikenal dengan nama Bendungan Sidan, proyek ini tidak hanya menjadi tanda perubahan signifikan dalam pasokan air, tetapi juga sebuah kisah pengorbanan desa-desa yang akan tenggelam bersama dengan terwujudnya proyek ambisius ini.

Proyek bendungan yang melibatkan Kementerian PUPR Bali ini mencuri perhatian bukan hanya karena ukuran dan anggaran besar yang dibutuhkan, tetapi juga karena dampak sosial dan lingkungan yang signifikan yang dihadapinya.

Bendungan Sidan, dengan luas mencapai 82,73 hektare, akan menggenangi 5 desa sekaligus di Bali, menciptakan pertanyaan yang mendalam tentang apakah kebutuhan akan air baku dapat sejalan dengan pengorbanan yang dibuat oleh komunitas lokal.

Pembangunan Bendungan Sidan yang dimulai pada tahun 2018 ini adalah bagian dari usaha untuk memastikan pasokan air yang memadai di sejumlah wilayah Bali.

Baca Juga: Nonton Film Horor The Exorcist: Believer 2023 Bukan di LK21 dan Dutamovie Langsung Video

Meskipun ini adalah langkah yang strategis dan penting untuk mengatasi kekurangan air yang terus meningkat, perlu diingat bahwa perubahan semacam ini seringkali berdampak pada masyarakat lokal yang hidup dengan cara mereka sendiri, terhubung erat dengan lingkungan mereka.

Lokasi Bendungan Sidan mencakup wilayah Kabupaten Badung, Bangli, dan Gianyar. Ini adalah wilayah yang sejauh ini menarik minat sejumlah besar pengunjung dan penduduk lokal dengan keindahan alam dan budayanya.

Selain itu, proyek ini akan secara langsung memengaruhi lima desa di sekitarnya. Desa Sidang di Badung dan Desa Buahan Kaja di Gianyar adalah dua di antaranya, yang akan menjadi bagian dari wilayah yang tergenang oleh bendungan.

Kemudian, terdapat Desa Bunuti Bunutin, Desa Mengani, dan Desa Langgahan di Kabupaten Bangli yang juga akan terkena dampak serupa.

Hal yang paling penting untuk dicatat adalah bahwa tujuan dari proyek ini adalah memenuhi kebutuhan air baku di Bali.

Dengan kapasitas mencapai 3,82 juta meter kubik, bendungan ini diharapkan dapat mengatasi kekurangan air yang telah lama menjadi masalah di pulau ini.

Baca Juga: Pesona Jawa Timur: Destinasi Wisata yang Membuat Pendapatan Melonjak hingga Rp487 Triliun, Jateng Kalah?

Namun, saat kita mengejar solusi jangka panjang untuk kebutuhan air, kita juga harus menghadapi pertanyaan kritis tentang bagaimana solusi tersebut akan memengaruhi kehidupan dan mata pencaharian masyarakat lokal.

Dengan nilai kontrak sekitar Rp809 miliar, proyek Bendungan Sidan tidak hanya akan memenuhi kebutuhan air, tetapi juga berpotensi menjadi pembangkit listrik tenaga mikrohidro (PLTMh) dengan kapasitas 0,65 MW.

Ini adalah aspek positif dari proyek ini, yang akan memberikan manfaat tambahan bagi wilayah setempat di Provinsi Bali. Dengan infrastruktur listrik yang lebih baik, masyarakat setempat dapat mengharapkan peningkatan dalam akses ke tenaga listrik yang andal dan berkelanjutan.

Namun, kembali pada pertanyaan pokok, apakah manfaat ini sebanding dengan pengorbanan yang akan dibuat oleh desa-desa yang akan tenggelam?

Apakah ada cara untuk mengurangi dampak sosial dan lingkungan dari proyek semacam ini?

Sebagai contoh, Desa Sidang di Badung memiliki sejarah panjang dan budaya yang kaya. Dengan kehidupan sehari-hari yang sangat tergantung pada lingkungan sekitarnya, warga Desa Sidang menghadapi kenyataan bahwa rumah mereka akan tenggelam dalam beberapa tahun mendatang.

Pertanyaan tentang kompensasi bagi warga dan upaya pelestarian budaya menjadi sangat penting.

Baca Juga: Bandara Super Megah IKN Nusantara, Kalimantan Timur: Keindahan Unik Senilai 680 Miliar untuk Masa Depan

Desa Buahan Kaja di Gianyar juga memiliki tantangan serupa. Dengan mata pencaharian yang didasarkan pada pertanian dan budaya lokal yang unik, warga desa ini juga harus menghadapi masa depan yang penuh ketidakpastian.

Desa-desa lain yang terkena dampak, seperti Desa Bunuti Bunutin, Desa Mengani, dan Desa Langgahan di Kabupaten Bangli, juga harus berhadapan dengan perubahan yang akan mengubah kehidupan mereka.

Dalam situasi seperti ini, upaya kolaboratif antara pemerintah, LSM, dan masyarakat lokal adalah suatu keharusan untuk mengidentifikasi cara-cara untuk meminimalkan dampak negatif dan memaksimalkan manfaat positif dari proyek ini.

Sementara proyek Bendungan Sidan mungkin terlihat sebagai langkah maju dalam memastikan pasokan air baku yang memadai di Bali, kami juga harus mempertimbangkan apakah ada alternatif yang lebih berkelanjutan yang dapat dijelajahi.

Misalnya, pengembangan teknologi pengolahan air yang lebih efisien, pengelolaan sumber daya air yang lebih bijaksana, dan pendekatan kolaboratif dengan masyarakat lokal dalam pengambilan keputusan tentang pengembangan infrastruktur dapat menjadi alternatif yang lebih berkelanjutan.

Dalam sebuah era di mana kesadaran akan pentingnya pelestarian lingkungan dan hak-hak masyarakat telah meningkat secara signifikan, penting bagi pemerintah dan pihak terkait untuk memastikan bahwa setiap langkah pembangunan besar seperti proyek Bendungan Sidan dipertimbangkan dengan cermat dari berbagai perspektif.

Baca Juga: 5 Tips Penting untuk Menjaga Kualitas Rumah Agar Tetap Aman dari Dampak Cuaca Hujan

Pada akhirnya, kita harus mencari keseimbangan antara memenuhi kebutuhan air yang kritis dan menjaga kelestarian lingkungan serta kesejahteraan masyarakat lokal.

Bendungan Sidan adalah salah satu proyek strategis nasional yang diharapkan selesai pada tahun 2023. Sebelum saat itu, banyak tugas yang harus diselesaikan, termasuk mengatasi masalah dampak sosial, lingkungan, dan budaya yang akan timbul akibatnya.***

Editor: Achmad Ade Salim Kurniawan


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x