Penduduk Pulau Terluar di Kepri Memutuskan Menetap di Pulau Mensemut Meskipun Dikabarkan Tenggelam

- 14 Oktober 2023, 13:33 WIB
Ilustrasi Provinsi Kepulauan Riau (Kepri) : Penduduk Pulau Terluar di Kepri Memutuskan Menetap di Pulau Mensemut Meskipun Dikabarkan Tenggelam
Ilustrasi Provinsi Kepulauan Riau (Kepri) : Penduduk Pulau Terluar di Kepri Memutuskan Menetap di Pulau Mensemut Meskipun Dikabarkan Tenggelam /Oke Tebo/

 

CilacapUpdate.com - Indonesia adalah negara kepulauan terbesar di dunia, terdiri dari ribuan pulau yang tersebar di seluruh kepulauan. Salah satu pulau yang menarik perhatian kita adalah Pulau Mensemut, yang terletak di Kepulauan Lingga, sebelah selatan Kepulauan Riau (Kepri). Pulau ini bukanlah pulau biasa.

Terletak jauh di perbatasan kepulauan Lingga, Pulau Mensemut adalah rumah bagi sekitar 20 kepala keluarga (KK) yang dikenal sebagai Suku Laut. Mereka telah tinggal di sana puluhan tahun, mencari nafkah sebagai nelayan.

Pulau Mensemut adalah salah satu yang terluar di kepulauan Lingga. Jika Anda terus berlayar ke timur, Anda akan sampai di pulau Kalimantan. Ke selatan, Anda akan mencapai pulau Bangka Belitung. Namun, apa yang membuat Pulau Mensemut begitu istimewa adalah cerita tentang kelangsungan hidupnya yang dipertanyakan.

Baca Juga: 9 Hotel Murah di Padang Ini Cocok untuk Backpacker dan Wisatawan Keluarga!

Pulau ini dikenal karena abrasi, yaitu proses terkikisnya pasir pantai akibat gelombang air laut yang pasang. Pemerintah setempat telah memberikan peringatan bahwa pulau ini tidak lagi layak untuk dihuni. Tetapi penduduknya tetap bertahan, meskipun tahu bahwa pulau tempat mereka tinggal mungkin akan tenggelam.

Alasan di balik keputusan mereka untuk bertahan adalah cinta mendalam terhadap pulau ini. Pulau Mensemut telah memberikan nafkah dan sumber pencarian rezeki kepada mereka selama beberapa generasi.

Menurut mereka, pulau ini adalah harta karun alam yang melimpah ruah. Hewan laut berlimpah di sekitar pulau ini, dan ikan dan cumi-cumi cukup melompat ke dalam perahu mereka tanpa perlu menangkap atau memancing.

Selain kekayaan alamnya, Pulau Mensemut telah dilengkapi dengan fasilitas-fasilitas penting. Ada musala tempat penduduk bisa beribadah, dan juga generator listrik yang memberikan penerangan bagi rumah-rumah mereka.

Listrik digunakan oleh penduduk mulai dari matahari mulai terbenam hingga menjelang waktu tidur, sekitar pukul 6 hingga pukul 9 malam.

Baca Juga: Petualangan Indah Pantai Kebo, Trenggalek: Menjelajah Desa Terpencil Penuh dengan Keajaiban Alam

Pulau Mensemut, yang terletak di ujung selatan kepulauan Lingga, menjadi tempat di mana Suku Laut bertahan dari abrasi yang mengancam pulau mereka. Kendati pemerintah setempat telah memberikan peringatan tentang kondisi pulau yang semakin memburuk, penduduk pulau ini enggan meninggalkannya. Mereka tetap memilih untuk bertahan, mempertahankan ikatan mendalam dengan Pulau Mensemut.

Sebagai pulau terluar, Pulau Mensemut adalah rumah bagi sekitar 20 kepala keluarga. Mereka adalah Suku Laut, yang sebagian besar adalah nelayan. Setiap hari, mereka pergi ke laut mencari ikan untuk menjaga keberlangsungan hidup mereka.

Ini adalah pekerjaan yang telah mereka lakukan selama puluhan tahun, dan mereka merasa terikat dengan laut dan pulau tempat mereka hidup.

Ketika mendengar kabar bahwa Pulau Mensemut mungkin akan hilang karena abrasi, banyak yang mungkin berpikir bahwa keputusan bijak adalah meninggalkan pulau tersebut.

Namun, para penduduk pulau ini memiliki alasan kuat untuk bertahan. Mereka mencintai Pulau Mensemut, bukan hanya sebagai tempat tinggal, tetapi juga sebagai sumber kehidupan dan budaya mereka.

Pulau Mensemut memiliki kekayaan alam yang melimpah. Hewan laut beraneka ragam berenang di sekitarnya, dan ikan melompat ke dalam perahu penduduk hampir tanpa usaha.

Kekayaan alam ini telah memberi mereka nafkah sejak lama, dan mereka merasa memiliki kewajiban untuk menjaga dan merawatnya. Ini adalah hubungan simbiosis yang kuat antara manusia dan lingkungannya.

Selain kekayaan alam, Pulau Mensemut telah dilengkapi dengan fasilitas yang membuat kehidupan mereka lebih nyaman. Musala digunakan sebagai tempat beribadah, dan generator listrik memberikan penerangan saat matahari mulai terbenam.

Baca Juga: 14 Tempat Kolam Renang Pilihan di Depok : Cocok untuk Liburan Keluarga, Anak Pasti Ga Mau Pulang

Bagi mereka, ini bukan hanya pulau tempat mereka hidup, tetapi juga tempat di mana mereka merayakan kehidupan mereka.

Saat matahari terbenam, penduduk pulau menghidupkan generator listrik mereka. Cahaya lampu memecah kegelapan malam, dan pulau itu terlihat seperti tempat ajaib. Para penduduk berkumpul di musala untuk beribadah, merayakan kehidupan, dan menghormati alam yang telah memberi mereka begitu banyak.

Keputusan untuk bertahan di Pulau Mensemut adalah keputusan yang sulit. Pemerintah setempat telah memberikan peringatan bahwa pulau ini tidak lagi layak untuk dihuni. Abrasi terus merusak pantai pulau, dan ancaman banjir laut semakin nyata.

Meskipun demikian, penduduk pulau enggan meninggalkan tempat yang telah menjadi rumah mereka selama puluhan tahun.

Mereka merasa terikat dengan Pulau Mensemut dengan cara yang sulit dijelaskan. Ini adalah tempat di mana mereka dibesarkan, tempat di mana mereka menemukan cinta dan kehidupan mereka. Pulau ini bukan sekadar daratan atau titik di peta, melainkan bagian dari identitas mereka.

Suku Laut Pulau Mensemut memiliki ikatan yang kuat dengan laut. Mereka adalah nelayan ulung yang mengandalkan hasil laut untuk bertahan hidup. Setiap harinya, mereka melaut, mencari ikan dan cumi-cumi. Laut adalah sumber kehidupan mereka, dan mereka sangat melindungi lingkungan laut di sekitar pulau.***

Editor: Muhammad Nasrulloh


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x