Studi Kasus 2: Pembelajaran Berdiferensiasi dalam Sastra
Sebuah sekolah menengah di luar kota mengimplementasikan pembelajaran berdiferensiasi dalam mata pelajaran sastra.
Guru-guru di sini memberikan kepada siswa berbagai pilihan bacaan yang sesuai dengan minat dan tingkat keterampilan membaca mereka.
Siswa diberikan kebebasan untuk memilih buku yang mereka baca, sehingga mereka merasa lebih bersemangat untuk membaca.
Hasilnya adalah peningkatan minat siswa dalam membaca dan pemahaman sastra.
Siswa yang lebih mahir dapat mengejar bacaan yang lebih menantang, sementara siswa yang memerlukan dukungan tambahan bisa fokus pada bacaan yang sesuai dengan kemampuan mereka.
Penerapan ini tidak hanya meningkatkan pemahaman sastra siswa, tetapi juga membangun minat jangka panjang dalam membaca.
Studi Kasus 3: Pembelajaran Berdiferensiasi dalam Ilmu Sosial
Sebuah sekolah menengah di daerah pedesaan mengadopsi pendekatan pembelajaran berdiferensiasi dalam mata pelajaran ilmu sosial.
Guru-guru di sini menggunakan berbagai sumber daya, termasuk video pembelajaran, diskusi kelompok, dan proyek berbasis masalah, untuk menciptakan pengalaman belajar yang beragam.
Mereka juga memberikan pilihan kepada siswa untuk mengejar topik yang mereka minati dalam kerangka kurikulum yang ditentukan.