Menjaga Kesehatan Anak dari Serangan Asma Dan Peran Orang Tua dalam Pengobatan Serta Penanganannya

- 4 Mei 2023, 19:36 WIB
Menjaga Kesehatan Anak dari Serangan Asma: Peran Orang Tua dalam Pengobatan dan Penanganan/Tangkap layar/pixabay.com/cocok-api-merokok-batang-korek-api
Menjaga Kesehatan Anak dari Serangan Asma: Peran Orang Tua dalam Pengobatan dan Penanganan/Tangkap layar/pixabay.com/cocok-api-merokok-batang-korek-api /

CilacapUpdate.com - Dr. dr. Nastiti Kaswandani, Sp.A (K), seorang dokter spesialis anak di RSCM Jakarta Pusat, menyatakan bahwa anak-anak yang tinggal bersama orang tua atau keluarga yang merokok memiliki risiko empat kali lebih besar untuk mengalami masalah pernapasan dibandingkan dengan anak-anak yang tidak tinggal bersama perokok.

"Anak yang hidup dengan perokok itu empat kali lebih tinggi kemungkinan untuk masuk ke rumah sakit karena gangguan pernapasan dibandingkan dengan anak yang tidak tinggal dengan perokok. Jadi itu patut menjadi perhatian," ucapnya

Mengutip dari laman Resmi Antara Nastiti juga menyebutkan bahwa anak-anak yang tinggal bersama orang tua perokok dapat disebut sebagai "Third Hand Smoker".

Baca Juga: 5 Peristiwa Menonjol Terjadi di Wilayah Kerja Basarnas Cilacap Selama Libur Lebaran 2023, Apa Saja?

Meskipun orang tua mengklaim tidak pernah merokok di depan anak, namun penelitian menunjukkan bahwa partikel-partikel dari asap rokok dapat menempel di meja, sofa, atau bahkan di tembok.

Hal ini juga berlaku untuk rokok elektrik atau vape. Menurutnya, paparan asap rokok elektrik memiliki risiko yang sama bahayanya dengan asap rokok konvensional.

Tidak hanya asap rokok, paparan alergen udara lainnya seperti debu, udara dingin, dan paparan asap lainnya juga dapat menjadi pemicu asma pada anak, bahkan dapat membuat serangan asma semakin parah.

Oleh karena itu, sangat penting untuk menjaga kualitas udara di sekitar anak dan menghindari paparan zat-zat yang dapat memicu asma.

"Sebetulnya masih banyak asap-asap yang lain yang juga bisa mencetuskan serangan. Seperti Asap kendaraan bermotor ketika memanaskan mobil atau motor asapnya masuk ke dalam rumah itu bisa menjadi pencetus, Kemudian asap masakan yang bisa sangat iritatif.

Misalnya membuat masakan yang sangat tajam aromanya dan menusuk hidung Misalnya menumis sambal," ucap dokter dengan bidang spesialis Pulmonologi Respirologi anak ini.

Sebagai lulusan Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia (UI), dokter ini menjelaskan bahwa anak dengan penyakit asma harus ditangani dengan benar.

Serangan asma yang berat, dengan gejala seperti sesak napas hingga penurunan kesadaran, dapat mengancam nyawa anak, meskipun angka kematian akibat asma pada anak masih lebih rendah dibandingkan dengan penyebab kematian lain seperti pneumonia dan infeksi pernapasan.

Selain itu, penanganan yang tidak tepat juga dapat memengaruhi kualitas hidup anak dengan asma, sehingga tidak setara dengan anak-anak normal lainnya.

Oleh karena itu, penting untuk memastikan bahwa anak dengan asma mendapatkan penanganan yang tepat dan sesuai dengan kondisinya.

"Karena kalau misalnya asmanya tidak tertangani anak asma jadi takut berolahraga karena berolahraga bisa menyebabkan serangan misalnya.

Dia takut beraktifitas dengan leluasa, kemudian dia juga sering mengalami gangguan tidur ketika serangan asma terjadi pada malam hari. Itu adalah hal-hal yang seringkali membuat kualitas hidup anak dengan asma terganggu," ucapnya.

Baca Juga: Warga Sukoharjo Jangan Kaget! Gaji 13 PNS di Kabupaten Sukoharjo Mencapai Angka Fantastis Ini!

Orang tua juga memegang peran penting dalam penanganan dan pengobatan anak dengan asma. Menurut Nastiti, orang tua dapat mengenali faktor-faktor pencetus asma yang sering terjadi pada anak dan berupaya menghindarinya agar anak terhindar dari serangan asma.

Selain itu, jika dokter telah memberikan pengobatan asma, orang tua perlu memastikan bahwa anak menggunakan obat pengendali asma secara teratur atau obat asma reliever saat diperlukan.

Hal ini sangat penting untuk mencegah serangan asma dan memastikan kualitas hidup anak dengan asma tetap baik.

"Obat itu harus digunakan biasanya dalam bentuk inhaler harus digunakan setiap hari, maka orang tua tentu berperan untuk memastikan bahwa anak menggunakan obat pengendali dengan teratur.

Ketika anak yang seharusnya mendapat obat pengendali atau kontroler ini tidak menggunakan obat dengan teratur maka akan terjadi serangan asma yang sering," ucap Nastiti.

Nastiti juga menjelaskan bahwa pengobatan asma dapat dilakukan mandiri di rumah dengan menggunakan obat yang diresepkan oleh dokter, seperti inhaler atau nebulizer, yang dapat digunakan untuk meredakan serangan asma saat anak mengalami gejala seperti batuk, napas berbunyi, dan kesulitan bernapas.

Orang tua juga perlu mengamati apakah ada respons membaik setelah pemberian obat pereda asma. Jika tidak terdapat respons membaik, disarankan untuk segera membawa anak ke rumah sakit terdekat untuk penanganan lebih lanjut.

Oleh karena itu, penting bagi orang tua untuk memahami cara penggunaan obat dan melakukan pengamatan secara teratur pada kondisi anak agar dapat menangani serangan asma dengan cepat dan tepat.****

Editor: Muhammad Nasrulloh

Sumber: ANTARA


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x