Oleh karena itu, sangat penting untuk menjaga kualitas udara di sekitar anak dan menghindari paparan zat-zat yang dapat memicu asma.
"Sebetulnya masih banyak asap-asap yang lain yang juga bisa mencetuskan serangan. Seperti Asap kendaraan bermotor ketika memanaskan mobil atau motor asapnya masuk ke dalam rumah itu bisa menjadi pencetus, Kemudian asap masakan yang bisa sangat iritatif.
Misalnya membuat masakan yang sangat tajam aromanya dan menusuk hidung Misalnya menumis sambal," ucap dokter dengan bidang spesialis Pulmonologi Respirologi anak ini.
Sebagai lulusan Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia (UI), dokter ini menjelaskan bahwa anak dengan penyakit asma harus ditangani dengan benar.
Serangan asma yang berat, dengan gejala seperti sesak napas hingga penurunan kesadaran, dapat mengancam nyawa anak, meskipun angka kematian akibat asma pada anak masih lebih rendah dibandingkan dengan penyebab kematian lain seperti pneumonia dan infeksi pernapasan.
Selain itu, penanganan yang tidak tepat juga dapat memengaruhi kualitas hidup anak dengan asma, sehingga tidak setara dengan anak-anak normal lainnya.
Oleh karena itu, penting untuk memastikan bahwa anak dengan asma mendapatkan penanganan yang tepat dan sesuai dengan kondisinya.
"Karena kalau misalnya asmanya tidak tertangani anak asma jadi takut berolahraga karena berolahraga bisa menyebabkan serangan misalnya.
Dia takut beraktifitas dengan leluasa, kemudian dia juga sering mengalami gangguan tidur ketika serangan asma terjadi pada malam hari. Itu adalah hal-hal yang seringkali membuat kualitas hidup anak dengan asma terganggu," ucapnya.