Itu sangat bertolak belakang dengan keadaan Birru. Ia tidak mengerti soal management pondok pesantren.
Rengganislah yang menemukan ide untuk karir Birru. Ia menemukan ide agar Birru membuka penerbitan dan bisa menyelurkan pemikiran-pemikirannya dalam bentuk tulisan.
Ia juga yang menemukan konsep pembentukan kafe yang didalamnya dilengkapi dengan musholla dan perpustakaan. Rengganis amat cerdas dalam bidang kepenulisan dan cara penyalurannya.
Namun ia bukan putri dari Kyai. Seberapa ia berusaha belajar tentang tradisi dan kultur pesantren, atau sedalam apapun cintanya pada Birru, ia tidak akan bisa masuk kedalamnya.
Setelah Birru tidak bisa mengelak perjodohannya dengan Alina Suhita, bayangan Rengganis selalu muncul dalam hidup dan rumah tangganya. Alina Suhita sangat sabar menghadapi gejolak perang hati.
Lantas, bagaimanakah cerita akhir dari film ini?
Akankah kesabaran Alina bisa melunakkan hati Gus Birru?
Ataukah pernikahan mereka akan berujung ke perceraian dan Gus Birru kembali dengan Rengganis?
Kalau kita lihat dari sinopsisnya film ini memiliki cerita yang sangat seru dan membuat pembaca menjadi sangat penasaran akan kelanjutan dari ceritanya.