CilacapUpdate.com - Pada Agustus 2022, Indeks Harga Konsumen (IHK) Purwokerto dan Cilacap mengalami deflasi, yaitu masing-masing tercatat sebesar -0,44% (mtm) dan -0,55% (mtm). Deflasi pada kedua daerah didorong oleh penurunan harga komoditas bawang merah dan cabai rawit seiring dengan berlangsungnya masa panen pada beberapa sentra produksi.
Selain itu, deflasi juga dipicu oleh penurunan harga minyak goreng seiring dengan kebijakan pemerintah (DMO, DPO, dll) yang mendorong terjaganya ketersediaan pasokan dan dipengaruhi juga oleh penurunan harga CPO dunia.
Kepala Kantor Perwakilan Bank Indonesia Purwokerto Rony Hartawan mengatakan, penurunan harga daging ayam ras seiring terjaganya pasokan juga turut memberikan andil terhadap deflasi pada periode laporan.
Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID) pada kedua kabupaten telah melakukan beberapa upaya pengendalian inflasi secara sinergis, di antaranya melalui pelaksanaan operasi pasar cabai merah.
"Juga penjajakan Kerjasama antar Daerah (KAD) komoditas bawang merah serta pelaksanaan rapat koordinasi TPID untuk memastikan ketersediaan pasokan, kelancaran disribusi dan keterjangkauan harga," kata Rony, dikutip dari rilis BI Purwokerto.
Pada periode yang sama, Cilacap mencatatkan deflasi sebesar -0,55% (mtm), berkebalikan dari bulan sebelumnya yang mengalami inflasi sebesar 0,35% mtm. Seperti halnya Purwokerto, deflasi di Cilacap utamanya bersumber dari penurunan harga kelompok Makanan, Minuman, dan Tembakau yang memberikan andil sebesar -0,72% (mtm).
Adapun komoditas yang menjadi penyumbang deflasi adalah bawang merah, minyak goreng, cabai rawit, daging ayam ras dan cabai merah. Sementara itu, beberapa komoditas yang tercatat mengalami inflasi utamanya adalah beras, kopi bubuk, tarif Sekolah Dasar (SD), buku tulis bergaris dan telur ayam ras.