Meski demikian Feyenoord di bawah asuhan Arne Slot sanggup menembus laga puncak lewat kemenangan agregat 3-2.
Baca Juga: Prediksi Liverpool vs Real Madrid di Final UEFA Liga Champions, Minggu 29 Mei 2022
Di kubu AS Roma, pelatih Mourinho punya kecenderungan menerapkan pola 3-4-1-2. Trio bek belakang dilapis oleh 2 gelandang tengah solid dalam diri Oliveira dan Cristante.
Mou juga biasa memasang 2 bek sayap untuk mendukung serangan. Lorenzo Pellegrini, Tammy Abraham, dan Nicolo Zaniolo menjadi motor serangan Roma di depan. Pellegrini dan Zaniolo dianggap punya pergerakan yang dinamis untuk membuka ruang.
Kemampuan tersebut menjadi tumpuan guna memperlancar aliran bola kepada Abraham. Pellegrini sejauh ini sudah menorehkan 9 gol dan 5 assist di Serie A. Sementara Tammy Abraham memuncaki daftar top skor klub dengan 17 gol.
Kerjasama 3 pemain di atas diharapkan bisa memperlihatkan tajinya kala bersua Feyenoord di final. Bagi Jose Mourinho, UECL merupakan final keempatnya dalam turnamen level Eropa.
Baca Juga: Head to Head Liverpool vs Real Madrid Jelang Final Liga Champions, Berikut Prediksi Susunan Pemain
Sebelum ini ia sudah 2 kali merasakan final Liga Champions (UCL) dan 1 kali mencicipi final Europa League (UEL).
Dan hebatnya, semua berakhir dengan kemenangan. Bersama AS Roma, Mou bertekad meraih hal serupa.
“Saya merasa sejak saya menandatangani kontrak bahwa mereka (AS Roma) adalah klub besar, tetapi tanpa kemenangan dan tidak banyak final. Saya sangat emosional. Ini, bagi kami adalah Liga Champions,” ucap Mou, dikutip dari laman UEFA.