CilacapUpdate.com - Banten, sebuah provinsi yang terletak di luar Jawa, telah lama menjadi pusat industri percontohan di Indonesia.
Banyak perusahaan besar dan pabrik-pabrik megah berdiri kokoh di wilayah ini, menghasilkan berbagai produk dan menyumbangkan nilai produksi yang signifikan.
Namun, di tengah gemerlap industri, beberapa pabrik di Banten menghadapi nasib yang kurang menguntungkan akibat berbagai permasalahan internal.
Salah satu kisah tragis yang mencuat adalah kebangkrutan PT Asia Paper Mills, yang dikenal sebagai pabrik kertas terbesar dan ternama di Banten.
Dilansir dari berbagai sumber, pabrik ini telah berdiri sejak tahun 1972 dan terletak di Jl. Arya Kemuning, Kota Tangerang, Provinsi Banten.
PT Asia Paper Mills merupakan salah satu perusahaan yang berfokus pada produksi kertas, khususnya kraftliner dan corrugating medium, bahan baku penting dalam pembuatan produk kemasan karton box.
Selama 45 tahun beroperasi, pabrik ini mampu menghasilkan sekitar 160 ribu ton kertas per tahun.
Namun, kesuksesan yang pernah dicapai oleh PT Asia Paper Mills harus diakhiri akibat masalah finansial yang memburuk.
Salah satu masalah terbesarnya adalah utang yang mencapai angka fantastis, mencapai total Rp568 miliar kepada 32 kreditur.
Upaya perusahaan untuk menyelesaikan masalah ini melalui proposal perdamaian ternyata tidak berhasil karena satu dari 32 kreditur menolak tawaran tersebut. Akibatnya, pabrik kertas ini terpaksa mengakhiri perjalanan panjangnya pada tahun 2017.
Baca Juga: 18 Perusahaan Otomotif Terkenal di Dunia, Ternyata Anak Perusahaan Volkswagen, Apa Saja?
Pengadilan Niaga Jakarta Pusat akhirnya memutuskan secara resmi bahwa PT Asia Paper Mills pailit di tahun yang sama, menutup babak panjang sejarahnya dalam industri kertas Banten.
Kejadian ini menjadi pelajaran berharga tentang pentingnya pengelolaan finansial yang baik dalam dunia bisnis, bahkan bagi perusahaan besar seperti PT Asia Paper Mills.
Kesuksesan dan kegagalan perusahaan ini menggambarkan betapa pentingnya manajemen hutang yang bijak untuk menjaga kelangsungan bisnis.***