Lebih Bahaya dari Tiktok Shop, Ferry Irwandi Sebut Judi Online Juga Jadi Penyebab Daya Beli Turun

- 8 Oktober 2023, 21:01 WIB
Ilustrasi judi online
Ilustrasi judi online /Pixabay

 

CilacapUpdate.com - Viralnya streamer yang menerima donasi judi online berawal dari podcast Ferry Irwandi dan Deddy Corbuzier, yang awalnya membahas tiktok, hingga marketing judi online masa kini, sampai menjadi perbincangan hangat di sosial media.
 
Hingga saat ini, akun instagram Emak Moba yang turut memberitakan tentang viralnya streamer yang menerima uang sawer dari situs judi tidak ditemukan alias hilang.
 
Dalam podcast Deddy Corbuzier, Ferry Irwandi mengemukakan bahwa yang menyebabkan daya beli masyarakat turun bukan semata-mata karena tiktok shop, akan tetapi salah satunya judi online.
 
"Orang-orang, pemerintah juga bilang 'Oh, daya beli turun karena Tiktok Shop!' Ah, ga gitu. Kompleks, substansinya banyak, salah satunya judi online," ungkap Ferry Irwandi.
 
 
Yang ingin dia tekankan adalah ketika memahami tiktok shop dan problematika di dalamnya, tidak sesederhana Tanah Abang sepi, kebiasaan yang berubah, tapi masalah ini kompleks dan harus dirinci satu-satu.
 
Dalam hal ini Ferry Irwandi mengaku, dia telah meriset 230 orang pelaku judi online.
 
"Dua ratus tiga puluh orang yang gua wawancarai a-znya, sampai habbit-nya mereka, sampai kenapa dia main, dan sebagian di Jakarta dari berbagai kelas sosial," kata Ferry Irwandi.
 
Kata Ferry, kebanyakan dari mereka mulai bermain judi online saat pandemi. Dan faktor terbesar mereka bermain judi online adalah para influencer.
 
Ferry pun menjelaskan lebih lanjut bagaimana para streamer 1 tahunan lalu, yang sekarang videonya banyak di-take down.
 
Dia menjabarkan, tidak ada dalam streaming atau konten mereka yang kalah. Sedangkan yang menonton, orang hidup susah, dipecat, atau tidak ada uang.
 
Sedangkan pada tahun 2020-2021 menurutnya, orang-orang didorong untuk cepat kaya, sukses secara instan, dan akhirnya mudah terpengaruh hal seperti binary option.
 
Melihat itu Ferry menyimpulkan, orang-orang yang melihat para streamer akan berpikir mereka bisa memperbaiki kehidupan, bisa naik kelas sosial dengan judi online dalam waktu singkat.
 
 
Dia bercerita tentang mahasiswa yang diwawancarai mengenai perbedaan waktu mereka punya uang seratus ribu dulu dan sekarang.
 
"Dulu kalau pegang uang 100 ribu mereka ke coffee shop, mereka ke warung, uang berputar, uang akan berjalan. Sekarang kalau dapat 100 ribu ga akan mereka ke coffee shop, ga akan mereka ke warteg, ah depo ini kali aja dapat 100 juta," Ferry menambahkan.
 
Deddy menimpali dan perputaran ekonomi akan mati. 
Itu yang membuat daya beli masyarakat turun, karena uang yang semestinya berputar ke masyarakat, malah terbang hilang entah kemana.
 
Ferry Irwandi menegaskan bahwa 27,1 juta masyarakat Indonesia bermain judi online.
 
Dan 21 juta diantaranya mendepositokan uang di judi online di bawah 100 ribu, jadi dia menyimpulkan itu problem masyarakat menengah ke bawah.
 
Menurut Ferry, melegalkan judi seperti yang terjadi pada era VOC atau pada masa Ali Sadikin menjadi gubernur DKI Jakarta, juga bukan solusi yang tepat.
 
Dia berpikir masalahnya bukan sekadar ekonomi akan tetapi konstruksi sosial bisa hancur.
 
"Problemnya bukan cuma ekonomi, konstruksi ekonomi bisa hancur," kata Ferry menegaskan.
 
Deddy Corbuzier menyimpulkan bahwa ini merupakan masalah edukasi meliputi edukasi sosial dan edukasi sekolah.
 
Edukasi tersebut mengenai, Ferry melanjutkan, judi yang adil benar-benar legal ada yang mengawasi saja bisa kalah merugikan.
 
Apalagi judi yang bergantung alogaritma, yang secara logika tidak ada satu alat kontrol yang bisa memastikan mesin itu berjalan sebagaimana mestinya atau tidak.
 
Dan sebagian orang yang sudah masuk tidak berhenti meskipun mereka tahu itu sistemnya tidak adil.
 
Ferry berpendapat semua itu terjadi karena sifat manusia yang sulit mengakui dirinya salah, ketidakmampuannya, kebodohannya, dan kekalahan.
 
 
"Karena manusia sangat sulit untuk mengakui kesalahan. Itu salah satu poin yang membuat manusia sangat sulit mengakui kesalahan dirinya, atau kebodohan dirinya, manusia sangat sulit mengakui sebuah kekalahan, problem sosial itu seperti itu, ga lucu kita resesi karena judi," ucap Ferry.
 
Selain itu, Ferry Irwandi juga menjelaskan bahwa teknik marketing situs judi lebih kreatif. Yaitu dengan menyawer para streamer game mobile legends atau apapun.
 
Setelah disawer mereka mengatakan jargon-jargon dari situs judi tersebut seperti, gacor banget, maxwin, mantap, dan lain sebagainya dengan uang 40 juta, 100 juta.
 
Menurutnya, itu lebih destruktif karena penonton mereka mayoritas anak-anak tanpa tanggung jawab moral. 
 
Dan bagaimana bisa sadar bila orang menerima uangnya dengan enak dengan alasan penghasilan mereka berasal dari sana.
 
Lebih parah lagi, beberapa dari mereka mencari dimana situs judi yang biasa mendonasikan uang.
 
Padahal, Ferry Irwandi menjelaskan, mereka bukan orang yang kekurangan. Tapi banyak orang yang jadi miskin karena judi.***

Editor: Muhammad Nasrulloh


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x