CilacapUpdate.com - Di salah satu sudut Provinsi Bangka Belitung, ada sebuah bandara yang memiliki kisah panjang yang melibatkan perubahan nama dan transformasi yang luar biasa.
Bandara ini tak hanya sekadar tempat pesawat mendarat dan lepas landas; ia juga menyimpan potongan sejarah penting, terkait dengan seorang pahlawan yang pernah mengguncang Bangka Belitung pada masa kolonial.
Bandara ini adalah Bandara Depati Amir, yang kini memiliki nama yang begitu kuat dan mengesankan: Panglima Perang Bangka. Mari kita merenung lebih dalam tentang perjalanan panjang bandara ini, dari masa penjajahan hingga menjadi simbol perjuangan dan identitas regional.
Sejarah yang Tersembunyi di Balik Landasan Pacu
Bandara Depati Amir, atau dulu dikenal dengan nama Pelabuhan Udara Pangkal Pinang, bukanlah bangunan modern yang lahir dalam semalam. Sejatinya, bandara ini memiliki akar yang terhubung dengan zaman penjajahan Jepang pada tahun 1942.
Pada awalnya, bandara ini bukanlah tempat untuk pesawat komersial atau penerbangan sipil biasa, melainkan digunakan sebagai benteng pertahanan dari kemungkinan serangan tentara sekutu. Saat itu, pelabuhan udara ini telah menjelma menjadi bagian penting dari lanskap pertahanan di Bangka Belitung.
Nama Pelabuhan Udara Pangkal Pinang bertahan untuk waktu yang cukup lama, hingga tahun 1985, ketika namanya berubah menjadi Bandar Udara Pangkalpinang.
Perubahan ini mencerminkan perkembangan dan modernisasi dalam dunia penerbangan, dan bandara ini semakin berkembang menjadi titik akses penting bagi wilayah Bangka Belitung.