Pandhalungan: Mimpi Pemekaran Jawa Timur yang Luas 16.703.885 Km2, Wacana atau Kenyataan?

7 Oktober 2023, 12:00 WIB
Pandhalungan: Mimpi Pemekaran Jawa Timur yang Luas 16.703.885 Km2, Wacana atau Kenyataan?/Ilustrasi Foto: Freepik.com @tawatchai07 /

CilacapUpdate.com - Jika kita melangkah ke dalam perdebatan yang melibatkan pemekaran provinsi di Indonesia, satu nama yang mungkin akan menjadi sorotan adalah "Provinsi Pandhalungan."

Dengan luas wilayah yang mencapai 16.703.885 kilometer persegi, provinsi ini digagas untuk memisahkan diri dari Jawa Timur, salah satu provinsi terbesar di Indonesia.

Wacana ini telah beredar dalam beberapa tahun terakhir dan mendapat perhatian dari berbagai pihak.

Isu pemekaran Jawa Timur bukanlah isapan jempol belaka, melainkan telah berhembus sejak beberapa waktu yang lalu.

Pemekaran ini diharapkan dapat meningkatkan kesejahteraan ekonomi di daerah-daerah yang terlibat. Namun, apakah Provinsi Pandhalungan hanya sebuah wacana yang tak kunjung terealisasi ataukah sudah saatnya menjadi kenyataan? Mari kita telaah lebih dalam.

Baca Juga: Bandara Dhoho: Investasi Besar PT Gudang Garam di Jawa Timur, Bakal Mengubah Permainan Transportasi?

Provinsi Pandhalungan akan terdiri dari 6 kabupaten, yaitu Banyuwangi, Jember, Situbondo, Bondowoso, Probolinggo, dan Lumajang. Potensi besar Provinsi Pandhalungan ini telah diperhitungkan sejak tahun 2012.

Meski begitu, hingga saat ini, usulan pemekaran ini belum mendapatkan dukungan politik yang kuat. Pertanyaan mendasar yang muncul adalah apa alasan di balik keinginan untuk memisahkan diri dari Jawa Timur?

Menurut pihak yang mengusulkan pemekaran Jawa Timur, provinsi ini sudah terlalu gemuk. Pada saat wacana ini pertama kali muncul, Jawa Timur telah dihuni oleh 40 juta jiwa penduduk.

Dalam pandangan mereka, pemekaran wilayah menjadi solusi terbaik untuk meningkatkan kesejahteraan penduduk. Usulan ini pertama kali dikemukakan oleh mantan Bupati Jember, MZA Djalal, di depan publik.

Namun, satu pertanyaan penting yang muncul adalah mengapa Provinsi Pandhalungan menjadi pilihan nama yang paling mungkin?

Di samping nama Pandhalungan, ada dua opsi nama lain yang diusulkan, yaitu Provinsi Blambangan dan Provinsi Tawang Alun.

MZA Djalal mengatakan bahwa pilihan nama tersebut sebenarnya terbuka untuk saran dari pihak lain yang tertarik.

Baca Juga: Saygon Waterpark: Wahana Air Terbesar di Pasuruan Ini Ternyata Milik Artis Terkenal Jawa Timur, Tebak Siapa?

Ia menyatakan, "Kalau kita memang punya keberanian, jangan tanggung. Kita bentuk Provinsi Jawa Timur bagian timur. Why not? Terserah nanti apa namanya, apakah Provinsi Tawang Alun, Provinsi Blambangan, atau Provinsi Pendalungan."

Selanjutnya, masalah penting lainnya adalah menentukan ibu kota Provinsi Pandhalungan. Ada beberapa kandidat yang dapat dipertimbangkan, termasuk Banyuwangi, Probolinggo, dan bahkan Jember.

Ini adalah keputusan yang krusial karena akan mempengaruhi perkembangan dan fokus pembangunan di provinsi yang baru terbentuk ini.

Namun, apakah pemekaran ini hanya sebuah wacana yang tak berdasar atau telah mendapatkan dukungan nyata?

Yang menarik adalah bahwa usulan ini sebenarnya telah mendapatkan lampu hijau dari Gubernur Jawa Timur saat itu, Soekarwo, yang akrab disapa Pakde Karwo.

Menurutnya, usulan semacam itu sah-sah saja, asalkan pendapatan daerahnya mencukupi.

Namun, ia juga menyuarakan kekhawatirannya bahwa jika provinsi baru dibentuk, pendapatan daerah hanya cukup untuk membayar gaji pegawai, sementara pembangunan infrastruktur akan terhambat karena kekurangan dana yang mencukupi.

Mungkin saat ini pertanyaan besar yang perlu dijawab adalah, apakah pemekaran Jawa Timur menjadi Provinsi Pandhalungan, Blambangan, atau Tawang Alun adalah sebuah wacana yang hanya menggantung di udara, ataukah sudah saatnya menjadi kenyataan?

Pemekaran provinsi adalah isu yang selalu memicu perdebatan yang intens. Ada berbagai faktor yang perlu dipertimbangkan sebelum langkah besar seperti ini diambil. Salah satu faktor utama adalah kesejahteraan penduduk.

Baca Juga: Kisah Sukses di Ladang Emas: 3 Kabupaten Pencetak Sejarah dengan Produksi Beras Terbesar di Jawa Timur

Para pendukung pemekaran berpendapat bahwa dengan memisahkan diri dari provinsi yang lebih besar, daerah-daerah yang terlibat dapat mengelola sumber daya dan anggaran mereka sendiri dengan lebih efisien.

Namun, ada juga pandangan yang berlawanan. Beberapa pihak mengkhawatirkan bahwa pemekaran provinsi dapat mengakibatkan peningkatan birokrasi dan biaya administrasi yang tinggi.

Selain itu, masalah seperti ketimpangan pembangunan antar daerah dan pemecahan masalah yang sudah ada dalam provinsi yang lebih besar juga harus dipertimbangkan secara serius.

Dalam hal ini, pemekaran Jawa Timur menjadi Provinsi Pandhalungan memunculkan pertanyaan tentang apakah provinsi yang baru akan mampu menjaga stabilitas ekonomi dan sosialnya.

Dengan luas wilayah yang luar biasa besar, Provinsi Pandhalungan harus memiliki sumber daya dan infrastruktur yang memadai untuk mendukung pertumbuhan ekonomi dan kesejahteraan penduduknya.

Selain itu, penting untuk memikirkan implikasi politik dari pemekaran ini. Bagaimana peran dan kekuatan politik Provinsi Pandhalungan dalam konteks nasional dan regional?

Bagaimana hubungan antara provinsi baru dengan provinsi tetangga dan pemerintah pusat?

Semua pertanyaan ini harus dijawab sebelum langkah besar seperti pemekaran provinsi diambil.

Baca Juga: Jawa Timur Heboh! Penawaran Pinjaman Online Palsu Mengatasnamakan Pondok Pesantren Al-Falah Sumber Malang

Selain itu, kita juga harus memperhitungkan bagaimana pemekaran ini akan memengaruhi masyarakat setempat.

Apakah mereka mendukung pemekaran ini ataukah memiliki kekhawatiran dan keraguan?

Partisipasi masyarakat dalam proses pengambilan keputusan ini adalah hal yang sangat penting untuk memastikan bahwa kebijakan yang diambil mencerminkan kepentingan dan aspirasi mereka.***

Editor: Achmad Ade Salim Kurniawan

Tags

Terkini

Terpopuler