Sedangkan negara yang akan terlibat dalam pengujian ini adalah Korea Selatan mengingat desainnya didasarkan pada tank K2 Black Panther yang dikembangkan oleh negara tersebut.
Selain itu Korea Selatan juga telah membantu Turki dalam mengatasi masalah yang terkait dengan mesin pada Main Battle Tank (MBT) Altay. Menurut informasi awal, mesin diesel Doosan Infracore DV27K dengan konfigurasi 4 langkah serta berpendingin air yang memiliki 12 silinder akan diintegrasikan ke dalam 100 unit pertama Altay.
Namun, karena embargo senjata dari Jerman, perusahaan Ankara terpaksa mengembangkan mesinnya sendiri. dan ditargetkan pada 2025 sebagai tahun di mana mesin Korea Selatan akan dihentikan pemasangannya pada Altay.
Sebagai gantinya mesin akan diproduksi dalam negeri Turki. Penggunaan mesin buatan dalam negeri untuk Altay telah diumumkan bulan Agustus lalu oleh Ismail Demir, selaku Presiden Industri Pertahanan Turki.
Ini merupakan langkah besar Turki dalam kemandirian di industri pertahanannya dengan meluncurkan MBT Altay, sebuah tank yang dibangun dengan basis dari K2 Black Panther dari Korea Selatan.
BMC, sebagai kontraktor utama dalam pengembangan Altay telah diakui atas kerja kerasnya dalam mendapatkan lisensi produksi dari Hyundai Rotem untuk versi Turki dari tank K2.
Uji coba mobilitas Altay telah mencapai 10.000 km dan total uji coba yang dilakukan telah mencapai 26.000 km, hal ini menunjukkan bahwa Altay telah lulus uji coba dengan hasil yang memuaskan.
Dalam sebuah wawancara Demir mengatakan merancang sebuah mesin untuk Main Battle Tank bukanlah hal yang mudah, namun mesin korea memiliki perbedaan yang tidak terlalu jauh, Demir juga mengungkapkan dalam sebuah wawancara "mesin buatan korea memiliki kemiripan dengan Turki" ungkapnya.