CilacapUpdate.com - Sebuah kehormatan besar telah diberikan kepada Yogyakarta, salah satu kota yang paling kaya akan sejarah dan budaya di Indonesia.
Dalam pengumuman yang menggetarkan, UNESCO telah menetapkan Sumbu Filosofi Yogyakarta sebagai Warisan Budaya Dunia pada tahun 2023.
Inilah cerita tentang bagaimana sebuah sumbu imajiner sejak abad ke-18 menjadi saksi berharga atas kehidupan dan budaya masyarakat Yogyakarta.
Sumbu Filosofi Yogyakarta: The Cosmological Axis of Yogyakarta
Sumbu Filosofi Yogyakarta, atau yang dikenal sebagai "The Cosmological Axis of Yogyakarta," adalah suatu konsep tata ruang yang mencakup sebuah sumbu imajiner yang membentang sepanjang 6 kilometer dari utara ke selatan kota Yogyakarta.
Konsep tata ruang ini pertama kali dicetuskan oleh raja pertama Yogyakarta, Sultan Hamengku Buwono I, pada abad ke-18.
Namun, bukan hanya sebagai sebuah sumbu imajiner, Sumbu Filosofi Yogyakarta juga memiliki makna mendalam dalam sejarah dan budaya kota ini.
Baca Juga: Sah! InilahHarga BBM Terbaru Sabtu 23 September 2023, Cek Pertalite Pertamax Provinsi Aceh
Saksi Sejarah dan Budaya
Sumbu Filosofi Yogyakarta telah menjadi saksi atas berbagai peristiwa sejarah dan perkembangan budaya yang terjadi selama berabad-abad.
Lebih tepatnya, pada abad ke-18 dan seterusnya, Sumbu Filosofi Yogyakarta menjadi saksi budaya setempat yang kaya dan beragam.
Dalam perjalanan panjangnya, sumbu ini telah menyaksikan perubahan zaman, kejadian-kejadian penting, serta evolusi masyarakat dan kebudayaan Yogyakarta.
11 Atribut Berharga
Sumbu Filosofi Yogyakarta tidak hanya berupa garis imajiner di peta, tetapi juga mencakup sejumlah atribut berharga yang menjadi bagian integral dari identitas kota ini.
Ada kurang lebih 11 atribut yang termasuk dan menjadi bagian dari Sumbu Filosofi Yogyakarta.
Diantaranya adalah istana-istana kerajaan, tempat ibadah, situs sejarah, dan banyak lagi. Semua atribut ini memiliki nilai budaya, sejarah, dan arsitektur yang luar biasa.
Baca Juga: Pesona Lombok : 5 Objek Wisata Alam Terindah yang Pas Dikunjungi Pas Weekend, No 1 Mirip Bali!
Pengumuman di UNESCO
Pengumuman mengenai penetapan Sumbu Filosofi Yogyakarta sebagai Warisan Budaya Dunia diumumkan pada sidang UNESCO ke-45 bidang warisan budaya dunia yang berlangsung di Riyadh.
Keputusan ini merupakan pengakuan internasional atas nilai luar biasa dari Sumbu Filosofi Yogyakarta sebagai salah satu aset budaya dunia yang patut dilestarikan.
Raja pertama Yogyakarta, Sultan Hamengku Buwono I, yang pertama kali mengusulkan konsep tata ruang ini, pasti akan sangat bangga dengan pencapaian ini.
Dampak Positif bagi Masyarakat Yogyakarta
Keputusan UNESCO ini membawa harapan besar untuk masyarakat Yogyakarta. Selain mendapatkan pengakuan dunia atas kekayaan budaya mereka, diharapkan bahwa status Warisan Budaya Dunia ini akan membantu meningkatkan kesejahteraan masyarakat setempat.
Dengan perhatian internasional yang lebih besar dan dukungan untuk pelestarian dan pengembangan warisan budaya ini, Yogyakarta memiliki peluang emas untuk mempromosikan pariwisata berkelanjutan dan menciptakan lapangan kerja baru.
Pelestarian dan Pengembangan Masa Depan
Dengan status Warisan Budaya Dunia, tanggung jawab besar ada pada Yogyakarta untuk menjaga dan melestarikan Sumbu Filosofi ini.
Langkah-langkah pelestarian dan pengembangan harus diambil dengan bijaksana untuk memastikan bahwa warisan ini tetap hidup dan berkembang untuk generasi mendatang.
Ini adalah kesempatan untuk menjaga warisan budaya yang telah ada selama berabad-abad dan menggunakannya sebagai sumber inspirasi untuk masa depan.
Kesimpulan
Pengumuman UNESCO mengenai Sumbu Filosofi Yogyakarta sebagai Warisan Budaya Dunia adalah suatu momen bersejarah yang mengangkat kekayaan sejarah dan budaya kota ini ke tingkat internasional.
Konsep tata ruang yang pertama kali dicetuskan oleh Sultan Hamengku Buwono I pada abad ke-18 kini menjadi suatu kebanggaan bagi seluruh masyarakat Yogyakarta.
Keputusan ini bukan hanya sekadar pengakuan atas masa lalu, tetapi juga suatu peluang untuk menciptakan masa depan yang lebih cerah dengan memanfaatkan warisan budaya yang berharga ini.
Semoga Yogyakarta dapat menjalankan tanggung jawabnya dengan baik untuk melestarikan dan mengembangkan Sumbu Filosofi ini, sehingga dapat dinikmati oleh generasi-generasi mendatang.***