Bahkan orang biasa juga terbawa setidaknya sekali dalam hidup tentang suatu yang dimiliki.
Karena keduanya merupakan bentuk pemasaran untuk menarik orang-orang biasa ke merek mereka.
Padahal tindakan tersebut berdampak buruk dalam mendorong budaya belanja di kalangan anak muda, seperti melupakan kebutuhan yang terpenting mereka.
Apalagi saat ini media sosial semakin berkembang dengan cepat dan tentunya budaya Flex Culture menjadi sesuatu yang umum bagi Gen-Z di era Melenial.
Apabila anda bertanya apa alasan mereka terlibat dalam Flex Culture, tentu memiliki beragam alasan.
Namun alasan utama orang masuk ke dalam Flex Culture yaitu untuk mendapatkan persetujuan, perhatian, dan pengakuan dari orang lain seperti teman dekat, sahabat, dan lingkunganya, untuk memenuhi emosional dalam diri mereka.
Cara menyikapi Flex Culture sebenarnya sangat beragam salah satunya yaitu melatih keterampilan digital dan meningkatkan kreatifitas skill.
Misal membuat vidio film, membuat desain, dan masih banyak yang lainya, sehingga menghasilkan nilai positif baik lingkungan media sosial maupun lingkungan sekitar.***