Network
Curahan Hati Seorang Istri yang Tersakiti
"Sadarilah Sayang, Akulah yang Selalu Ada untuk Temanimu Saat Kamu Lebih Memutuskan untuk Temani yang Lain."
Tidak paham berapa kuat hati seorang istri yang tetap sabar hadapi suaminya yang selalu sakiti. Saat ia setia menanti di dalam rumah, malah suaminya asyik cari kesenangan lain bersama dengan wanita simpanannya.
Meskipun begitu, masih ada istri yang sanggup bertahan. Ia cuma dapat meratap kehidupan rumah tangganya yang entahlah akan bertahan sampai kapan. Ia tetap usaha jadi istri terbaik saat suaminya tak lagi mempedulikan kehadirannya.
"Mudah-mudahan Tawaku Segera Kembali, Tanpa Ada Sakit Hati yang Sekarang Selalu Kamu Berikan."
Sabarnya seorang istri itu ada batasannya. Ia tidak terus-terusan biarkan hatinya cedera. Ia tidak terus memaksa dianya bertahan untuk orang yang tidak inginkan hadirnya.
Seorang istri teruslah manusia biasa. Bila terus disakiti, makin lama ia akan pergi. Ia akan mengetahui jika berbahagianya berada di tangannya sendiri, tidak di tangan suaminya yang cuma dapat menghianati.
"Saya Masih Sanggup Menyebar Senyumanku Saat Mengantarmu Pergi Bekerja di Pagi Hari, Walau Sesudahnya Cuma Ada Air Mata yang Jatuh di Pipi."
Sebagai seorang istri, kemungkinan ia kelihatan baik saja. Seperti beberapa hari biasa, ia sanggup mengantarkan keperginya si suami bekerja dengan senyuman yang megar di bibirnya. Tetapi siapakah yang menduga jika kadang ada airmata yang menunggu untuk keluar mata cantiknya.
Tidak seluruhnya istri mampu mengutarakan apa yang ia rasa. Selebihnya, ia cuma sanggup menyimpan rapat-rapat buat dia ratapi sendiri tanpa suami yang menyeka halus airmata yang berguguran di pipi.
