Apa Itu Flex Culture, Bahayanya Untuk Anak Muda, dan Bagaimana Cara Menyikapinya

8 November 2022, 10:19 WIB
Apa Itu Flex Culture, Bahayanya Untuk Anak Muda, dan Cara Menyikapinya /Photo by Erik Mclean /Unsplash

CilacapUpdate.com - Indosat dan CGV baru saja meresmikan program literasi digital Save Our Socmed (S.O.S) dengan kompetisi film pendek yang berdurasi 5-10 menit.

Selain itu tema dari kompetisi ini yaitu Waspada Flex Culture, Stay Humble!

Pada artikel ini akan membahas bagian Flex Culture saja, yang tentunya banyak yang masih penasaran apa itu Flex Culture?

Dikutip dari urbandictionary kata Flex yang berarti 'menekuk' dan berasal dari kata 'Flexing' yang berarti melenturkan.

Baca Juga: Jadwal Bioskop Purwokerto Hari Ini 8 November 2022, Ada Qodrat, Black Adam dan Perempuan Bergaun Merah

Flexing yang berarti tindakan atau perilaku ini dengan sengaja memamerkan barang-barang pribadi anda dengan tujuan memberi nilai anda lebih tinggi di depan orang lain.

Saat ini Flex Culture tersebar luas dilingkungan sosial pada kehidupan sehari hari seperti tempat kerja, tempat sekolah, dan lainya terutama melalui platfrom media sosial yang saat ini berkembang pesat misalnya Instagram, TikTok, Facebook, dan Youtube.

Selain itu banyak faktor lain yang berkontribusi pada Flex Culture seperti Selebriti, dan Influencer yang jelas merupakan yang terbaik dalam merayu penggemar mereka.

Baca Juga: Seleksi Pendaftaran PPPK Badan Siber dan Sandi Negara Dibuka, Berikut Persyaratanya

Bahkan orang biasa juga terbawa setidaknya sekali dalam hidup tentang suatu yang dimiliki.

Karena keduanya merupakan bentuk pemasaran untuk menarik orang-orang biasa ke merek mereka.

Padahal tindakan tersebut berdampak buruk dalam mendorong budaya belanja di kalangan anak muda, seperti melupakan kebutuhan yang terpenting mereka.

Apalagi saat ini media sosial semakin berkembang dengan cepat dan tentunya budaya Flex Culture menjadi sesuatu yang umum bagi Gen-Z di era Melenial.

Apabila anda bertanya apa alasan mereka terlibat dalam Flex Culture, tentu memiliki beragam alasan.

Baca Juga: Mahfud MD Heran Terkait Pengakuan Intimidasi Ismail Bolong Hingga Tanggapan Kuasa Hukum Hendra Kurniawan

Namun alasan utama orang masuk ke dalam Flex Culture yaitu untuk mendapatkan persetujuan, perhatian, dan pengakuan dari orang lain seperti teman dekat, sahabat, dan lingkunganya, untuk memenuhi emosional dalam diri mereka.

Cara menyikapi Flex Culture sebenarnya sangat beragam salah satunya yaitu melatih keterampilan digital dan meningkatkan kreatifitas skill.

Misal membuat vidio film, membuat desain, dan masih banyak yang lainya, sehingga menghasilkan nilai positif baik lingkungan media sosial maupun lingkungan sekitar.***

 

Editor: Muhammad Nasrulloh

Tags

Terkini

Terpopuler