Mengenal Nike Ardila: Profil dan Prestasi Artis Asal Ciamis, Diva Era 90-an yang Jadi Idola Kaum Adam Saat Itu

- 29 Mei 2023, 14:39 WIB
Mengenal Nike Ardila: Profil dan Prestasi Artis Asal Ciamis, Diva Era 90-an yang Jadi Idola Kaum Adam Saat Itu
Mengenal Nike Ardila: Profil dan Prestasi Artis Asal Ciamis, Diva Era 90-an yang Jadi Idola Kaum Adam Saat Itu /Musica Studio

CilacapUpdate.com - Nike Ardila, yang bernama asli Raden Rara Nike Ratnadilla Kusnadi (27 Desember 1975 - 19 Maret 1995), adalah seorang penyanyi, pemeran, dan model Indonesia yang sangat berbakat.

Nike Ardila meninggal akibat kecelakaan lalu lintas ketika mobil Honda Civic yang dikendarainya menabrak beton di Jalan Raden Eddy Martadinata, Bandung pada Maret 1995.

Ia sering dijuluki "Ratu Rock Indonesia" dan "Ratu Pop Remaja Indonesia" oleh penggemarnya, meskipun pada awal kariernya ia tidak menyanyikan lagu-lagu bergenre rock.

Baca Juga: Atas Nama Cinta! Gadis Cantik Asal Cilacap Berusia 19 Tahun Badal Haji demi Orangtua yang Telah Wafat

Kehidupan dan Karier

1975-1988: Masa kecil dan awal karier

Nike adalah putri dari pasangan R. Eddy Kusnadi dan Nining Ningsihrat. Bakat menyanyi Nike mulai terlihat sejak usia 5 tahun dan keluarganya mendukung minat seninya.

Pada usia tersebut, Nike sudah tampil menyanyi di acara keluarga dan aktif dalam kegiatan seni seperti bernyanyi dan menari.

Pada usia 10 tahun, Nike meraih gelar Juara Harapan I dalam ajang Lagu Pilihanku TVRI dan Juara Festival Pop Singer HAPMI Kodya Bandung pada tahun 1985.

Ia juga mengikuti berbagai festival musik, termasuk mewakili provinsi Jawa Barat dalam Festival Pop Singer tingkat nasional.

Setelah memenangkan sejumlah kontes menyanyi, Nike bergabung dengan Himpunan Artis Penyanyi Musisi Indonesia (HAPMI) yang dipimpin oleh Djadjat Paramor.

Nike kemudian bergabung dengan manajemen Denny Sabri, seorang wartawan musik senior pada masa itu.

Baca Juga: 7 Tokoh Ternama Kelahiran Tegal: Bukan Hanya Artis, Ada Juga Politisi, Nomor 6 Mantan Menteri Keuangan!

Di bawah manajemen Denny Sabri, Nike tampil di panggung-panggung musik rock meskipun masih berstatus sebagai pelajar kelas 5 sekolah dasar.

Ia menggunakan nama panggung Nike Astrina untuk menyaingi Nicky Astria, seorang penyanyi rok wanita terkenal pada masa itu.

Nike sering menjadi penampil pembuka dalam konser-konser penyanyi senior seperti Nicky Astria, Ita Purnamasari, dan Ikang Fawzi.

Karena belum memiliki lagu sendiri, Nike menyanyikan lagu-lagu rok milik musisi barat dalam penampilannya.

Pada tahun 1986, Nike merilis singel pertamanya yang berjudul "Lupa Diri" dalam album kompilasi Bandung Rock Power (1987).

1989-1991: Seberkas Sinar dan Kesuksesan

Pada awal 1989, Nike memulai karier aktingnya dengan membintangi film Gadis Foto Model dan menjadi pengisi soundtrack melalui album OST Gadis Foto Model.

Pada bulan Oktober 1989, Nike merilis album debutnya, Seberkas Sinar, yang diproduseri oleh Deddy Dores setelah bergabung dengan Proyek Q Records.

Album ini mencetak kesuksesan komersial dengan penjualan yang diklaim terjual sebanyak 2.000.000 unit.

Baca Juga: Terungkap! Inilah 12 Uang Kuno di Kabupaten Bogor yang Mendapatkan Penawaran Harga Fantastis

Dilanjutkan dengan terpilihnya Nike Ardilla sebagai GADIS Sampul Favorit di ajang model yang sangat bergengsi.

Jadwal konsernya setiap tahun penuh, tampil di acara-acara selebritas dan ajang penghargaan, membintangi beberapa film box office, bintang iklan, tampil di sampul majalah, dan sebagainya.

Mungkin kariernya terbilang singkat (1988-1995), hanya 6 tahun. Tapi dalam waktu singkat tersebut kariernya begitu cemerlang.

Tidak hanya di bidang musik saja Nike berkiprah, industri film tanah air pun tidak mau ketinggalan menggunakan Nike Ardilla sebagai pemeran utama di film-filmnya.

Puluhan film box office dibintanginya, bahkan film daerah paling laris, Kabayan, yang sebelumnya dibintangi Paramitha Rusady sebagai tokoh wanita utamanya.

Ia juga sempat tampil di salah satu sinetron dengan rating tinggi arahan sutradara Putu Wijaya yang berjudul None.

Kematian

Pada tanggal 19 Maret 1995, kurang lebih pukul 06.15 pagi Nike Ardilla tewas dalam sebuah kecelakaan tunggal. Mobil Honda Civic berwarna biru metalik plat D 27 AK menabrak pagar beton bak sampah di Jalan Raden Eddy Martadinata.

Diperkirakan Nike tewas seketika, tetapi saksi yang berada di sekitar lokasi kecelakan menuturkan Nike belum meninggal saat kejadian, barulah dalam perjalanan ke rumah sakit ia meninggal dunia.

Nike mengalami luka parah di kepala dan memar-memar di dadanya. Nike yang saat itu bersama manajernya, Sofiatun, baru saja kembali dari diskotik Polo.

Baca Juga: Wonogiri Bisalah Berbangga! 7 Orang Ternama Ini Asli Kelahiran Wonogiri: Nomor 2 Pengusaha Bakso Mendunia!

Isu-isu negatif seputar kematiannya berkembang di antaranya menyebutkan bahwa Nike mengendarai mobil dengan keadaan mabuk, tetapi kemudian kabar itu dibantah keras oleh pihak keluarga dan saksi kunci kecelakaan itu. Sofiatun mengatakan Nike hanya meminum jus jeruk.

Hasil visum polisi menyebutkan tidak menemukan kadar alkohol dalam tubuh Nike. Ada kesimpangsiuran tentang waktu kematian Nike Ardilla, menurut saksi kejadian itu terjadi pukul 3 pagi.

Tetapi saksi lain mengatakan bahwa kecelakaan itu terjadi pukul 5.45 pagi, laporan resmi mengatakan bahwa waktu kejadian adalah pukul 06.15 pagi.

Nike Ardilla dimakamkan pada sore itu juga, diantar oleh ribuan penggemarnya beserta para artis ibu kota.

Kematiannya menghebohkan dunia hiburan Indonesia, ditangisi para fans yang sampai beberapa hari setelah kematiannya masih setia berada di kediaman Nike Ardilla.

Menurut Atun yang bersama Nike berada di mobil itu, dalam perjalanan pulang Nike mengendarai mobil itu dengan tidak menggunakan sabuk pengaman. Mobil Nike berusaha menyalip mobil berwarna merah di depannya yang berjalan sangat pelan.

Namun ketika menyalip, dari arah berlawanan muncul mobil Taft melaju kencang, Nike langsung menghindari mobil Taft tersebut dan membanting setir terlalu ke kiri sehingga menabrak sebuah pohon.

Baca Juga: Boyolali Layak Bangga! Ada 8 Daftar Orang Ternama Kelahiran Boyolali, Ada Mantan KASAD hingga Panglima TNI!

Mobil yang dikendarai Nike Ardila langsung terpental menabrak pagar beton bak sampah di kantor Usaha Pribadi di jalan RE. Martadinata, dan Nike menghembuskan napas terakhirnya.

Ia meninggal dunia di saat popularitasnya sedang memuncak. Meski sudah wafat, tetapi ia masih produktif mengeluarkan album, meskipun albumnya masih sama, hanya berganti sampul saja.

Selama sejarah dunia hiburan Indonesia ada, hanya Nike Ardilla artis satu-satunya yang mendapatkan penghormatan paling tinggi di mana setiap tanggal kelahirannya dan kematiannya selalu diperingati.

Setiap tahun ribuan orang telah melakukan ziarah baik itu sehari-hari atau setiap tanggal kematiannya dan tanggal kelahirannya Nike Ardilla.

Maka dengan hal tersebut dapatlah di sebutkan kalau hanya Nike Ardilla yang menjadi bukti kegemilangan budaya pop. Di mana semenjak awal kariernya, berbagai poster Nike menghiasi ruang publik, baik itu kafe, bus, TV, sekolah, dan sebagainya.

Bahkan setelah kematiannya pun nama Nike Ardilla masih mengisi ruang-ruang publik. Buktinya, tempat-tempat suci didirikan seolah-olah mentasbihkan kalau Nike Ardilla adalah pahlawan dan tokoh baru pada zaman ini, Nike Ardilla Resto and Gallery dibangun untuk mengenangnya di Sulawesi Barat dan Sulawesi Selatan.

Bagaikan museum, makamnya selalu ramai dikunjungi semua kalangan. Tidak salah kalau George Quinn mentahbiskan Nike Ardilla setara dengan Para wali. Kematiannya masih mampu mengisi ruang-ruang publik hingga saat ini.

Baca Juga: Wonogiri Bisalah Berbangga! 7 Orang Ternama Ini Asli Kelahiran Wonogiri: Nomor 2 Pengusaha Bakso Mendunia!

Pengaruh

Tak lama setelah kematiannya namanya justru menjulang. Publik masih terus membicarakan Nike Ardilla. Majalah Asia Week menafsirkan Nike dalam sebuah kalimat satir "In Dead She Soared" atau "Dalam Kematian Dia Bersinar".

Setiap tahunnya ribuan penggemar yang tergabung dalam Nike Ardilla Fans Club melakukan ritual khusus pada tanggal 19 Maret dan 27 Desember yaitu berziarah ke makam dan mengadakan acara mengenang Nike seperti memutarkan film-film Nike dan menyanyikan lagu-lagu Nike di Bandung, tempat kelahiran dan tempat berpulangnya Nike.

Sebuah museum juga didirikan di Jalan Soekarno-Hatta, Bandung. Semua barang-barangnya tersimpan di sana, seperti pakaian yang dikenakannya saat kejadian dan replika kamar Nike.

Selain itu, hampir semua album rekaman lagu-lagu Nike berhasil memperoleh penghargaan, terutama dari segi penjualan.

Dalam rentang waktu yang relatif pendek, dia berhasil mengembangkan demikian jauh popularitas dan fanatisme penggemarnya bahkan melampaui apa yang diperoleh penyanyi terkenal yang sudah berkiprah puluhan tahun di dunianya.

Di Sulawesi Barat terdapat sebuah rumah makan dengan nama Rumah Makan Nike Ardilla yang berlokasi di Wonomulyo, Polewali Mandar. Setiap harinya, rumah makan tersebut memutarkan lagu-lagu Nike.

Baca Juga: Pemalang Penuh Perwira! 8 Orang Ternama Asal Pemalang yang Jarang Diketahui, Nomor 3 Mantan Kapolri

Setelah 23 tahun berpulangnya Nike, akhirnya pada tahun 2018, musisi Melly Goeslaw menceritakan kenangan bersama Nike setelah merilis lagu "Bintang di Hati" yang dirilis 7 September ini menceritakan kisah persahabatan sejati.

Lagu tersebut menjadi soundtrack film Dancing in the Rain dan sinetron Samudra Cinta.***

Editor: Muhammad Nasrulloh

Sumber: Berbagai Sumber


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x