Network
CilacapUpdate.com - Maraknya platform belanja online dengan penawaran pembayaran cicilan, dikenal sebagai paylater, memberikan kenyamanan bagi generasi milenial dalam memperoleh barang.
Namun, tanpa disadari, hal ini juga meningkatkan risiko penambahan utang. Di sisi lain, platform peminjaman uang atau pinjol semakin memudahkan milenial untuk mendapatkan uang baru, tetapi banyak yang terjebak tanpa pertimbangan panjang.
Jebakan Paylater dan Pinjol
Dalam era digital ini, mudahnya mendapatkan uang dan barang dengan paylater dan pinjol memunculkan kecenderungan menunda pembayaran.
Baca Juga: Dilema Pinjol di Indonesia! Antara Kemudahan, Utang, dan Ancaman Pinjol Ilegal
Sayangnya, sulit bagi generasi ini untuk memenuhi kewajiban pembayaran jika keuangan tidak mencukupi saat jatuh tempo.
Fenomena ini juga memperburuk kondisi para pencari kerja, di mana status keuangan dan riwayat pembayaran dapat mempengaruhi peluang mendapatkan pekerjaan.
Dampak SLIK OJK Terhadap Pencari Kerja
Banyak lulusan perguruan tinggi mengalami kesulitan mencari pekerjaan karena status keuangan mereka terkuak melalui nilai kredit SLIK OJK yang rendah.
Perusahaan menjadi berhati-hati dalam merekrut calon pekerja dengan kondisi keuangan buruk, menciptakan hambatan lebih lanjut bagi generasi muda.
Paylater dan Pinjol: Solusi atau Ancaman?
Meskipun awalnya dianggap solusi finansial, popularitas paylater dan pinjol malah menimbulkan ancaman.
Banyak yang dilaporkan oleh debt collector, menghadapi ancaman, dan terorisme finansial. Fandi Mordani dari Sequis Training Academy of Excellence Fundi memberikan peringatan kepada milenial untuk menghindari budaya konsumerisme, membatasi pengeluaran, dan memprioritaskan perencanaan keuangan.
