Network
CilacapUpdate.com - Sedang di Surabaya dan mendengar kata Dolly atau Gang Dolly? Pasti tak jauh dari nama sebuah kawasan lokalisasi prostitusi yang terletak di daerah Jarak, Pasar Kembang, Kota Surabaya, Jawa Timur, Indonesia.
Gang Dolly ini sudah ada sejak zaman Belanda dan dikelola oleh seorang perempuan keturunan Belanda yang dikenal dengan nama Dolly Van Der Mart.
Di kawasan lokalisasi ini, wanita penghibur "dipajang" di dalam ruangan berdinding kaca mirip etalase. Yang sekarang sudah di tutup oleh Tri Rismaharini, eks Walikota Surabaya yang sekarang menjadi Menteri Sosial.
Ada beberapa versi cerita sejarah munculnya Gang Dolly tersebut. Ada yang menyebutkan dahulu kawasan Dolly adalah pemakaman warga Tionghoa yang kemudian diubah menjadi tempat prostitusi khusus bagi para tentara Belanda oleh Noni Belanda Dolly van der Mart.
Baca Juga: Simak! Link Pengumuman Hasil Seleksi Administrasi PPPK 2022. Kamu Lolos?
Awalnya, tempat prostitusi tersebut hanya menyediakan beberapa pekerja, tapi karena meningkatnya permintaan akhirnya berpengaruh pada kuantitas jumlah PSK.
Dalam buku bertajuk Dolly: Membedah Dunia Pelacuran Surabaya, Kasus Kompleks Pelacuran Dolly oleh Tjahjo Purnomo dan Ashadi Siregar, disebutkan, sebelum perempuan yang dijuluki Tante Dolly mulai 'praktik' di kawasan tersebut.
Gang Dolly merupakan makam Tionghoa, meliputi wilayah Girilaya, berbatasan dengan makam Islam di Putat Gede. Pada 1966, para pendatang menghancurkan makam-makam tersebut. Setahun kemudian, 1967, muncul seorang pelacur perempuan bernama Dolly Khavit.
Ia menikah dengan pelaut Belanda dan mendirikan rumah pelacuran pertama di jalan yang sekarang bernama Kupang Gunung Timur I.
