Menjamak Sholat di Hari Bahagia: Perspektif Agama dalam Pernikahan

- 29 Oktober 2023, 17:35 WIB
Ilustrasi Nikah - Menjamak Sholat di Hari Bahagia: Perspektif Agama dalam Pernikahan/Tangkapan Layar/instagram.com @inspirasinikah
Ilustrasi Nikah - Menjamak Sholat di Hari Bahagia: Perspektif Agama dalam Pernikahan/Tangkapan Layar/instagram.com @inspirasinikah /

Perspektif Agama dan Menjamak Sholat

Menurut pandangan beberapa ulama yang diambil dari website Kementerian Agama Indonesia (kemenag.go.id), seperti Imam Ibnu Sirrin, Imam Nawawi, al-Qaffal, dan Abu Ishaq al-Marwazy, diperbolehkan untuk menjamak sholat ketika sedang menghadiri pesta pernikahan.

Mereka mengatakan bahwa alasan untuk menjamak sholat adalah kesulitan atau musyaqqah. Dalam konteks pernikahan, kesulitan tersebut berkaitan dengan pengantin wanita yang mengenakan make up dan pakaian pernikahan yang mungkin sulit dilepas.

Imam Nawawi, seorang ulama terkenal, juga berpendapat bahwa dalam kitabnya, Syarah Shahih Muslim, menjamak sholat adalah diperbolehkan di rumah karena ada keperluan bagi orang yang tidak menjadikannya sebagai kebiasaan.

Ini adalah pandangan yang senada dengan Imam Ibnu Sirrin, yang mengikuti Imam Malik. Pendapat serupa juga terdapat dalam kitab Bughyatul Mustarsyidin, yang menyatakan bahwa menjamak shalat di rumah diperbolehkan karena ada keperluan, meskipun bukan karena takut, hujan, atau sakit.

Baca Juga: PBB Kembali Serukan Gencatan Senjata di Gaza: Israel Menyatakan Kehilangan Legitimasi

Kesimpulan: Menjamak Sholat dalam Pesta Pernikahan

Sebagai pengantin wanita, terlibat dalam pernikahan adalah momen yang sangat berkesan, dan pengantin seringkali ingin menjalani acara dengan khidmat. Di sinilah pertimbangan agama muncul.

Namun, dengan perspektif agama yang telah dijelaskan, menjamak sholat dalam pesta pernikahan diperbolehkan, terutama ketika ada kesulitan atau musyaqqah yang berhubungan dengan penggunaan make up dan pakaian pernikahan.

Ini memberikan kelonggaran kepada para pengantin untuk menikmati momen bersejarah mereka tanpa perlu khawatir dengan pelaksanaan sholat yang mungkin sulit dijalankan dengan perlengkapan pernikahan.

Dalam semua aspek agama, inti pesan adalah mengikuti aturan dan ketentuan yang diberikan oleh agama sambil memahami konteks dan situasi tertentu.

Kesempatan untuk menjamak sholat selama pesta pernikahan adalah contoh nyata bagaimana agama bisa bersifat fleksibel dan memahami tantangan yang mungkin dihadapi individu dalam merayakan momen bahagia mereka.

Halaman:

Editor: Achmad Ade Salim Kurniawan


Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah