Teks Ceramah Menyambut Hari Raya Idul Fitri 2022, Ketika Kita Ditinggalkan Ramadhan

- 9 April 2022, 01:11 WIB
Ilustrasi Teks Ceramah Menyambut Hari Raya Idul Fitri 2022, Ketika Kita Ditinggalkan Ramadhan
Ilustrasi Teks Ceramah Menyambut Hari Raya Idul Fitri 2022, Ketika Kita Ditinggalkan Ramadhan /Ilustrasi/Pixabay

CilacapUpdate.com - Dalam artikel ini akan kami berikan contoh teks ceramah singkat atau kultum saat Menyambut Hari Raya Idul Fitri 2022, yaitu Ketika Kita Ditinggalkan Ramadhan.

Pada saat menyambut Hari Raya Idul Fitri, ceramah singkat atau yang sering kita sebut dengan kultum tentunya banyak dijumpai, mulanya kita butuh mempersiapkan contoh teks ceramah singkat menyambut Hari Raya Idul Fitri 2022.

Kita perlu menyiapkan contoh teks ceramah singkat menyambut Hari Raya Idul Fitri 2022, sekarang ini, seperti diketahui bahwa kultum sering dilakukan sebelum melakukan buka puasa dan setelah melaksanakan selesai sholat tarawih.

Baca Juga: Teks Ceramah Menyambut Hari Raya Idul Fitri 2022, Tentang Keampuhan Sedekah atau Memberikan Ampau

Sebagaimana dikutip CilacapUpdate dari ngaji.id. Beriku contoh teks ceramah singkat ceramah singkat menyambut Hari Raya Idul Fitri 2022, yang membahas Ketika Kita Ditinggalkan Ramadhan.

Baca Juga: Teks Ceramah Menyambut Hari Raya Idul Fitri 2022, Tentang Keampuhan Doa Hari Terakhir Saat Ramadhan

Ceramah Singkat Menyambut Idul Fitri, Ketika Kita Ditinggalkan Ramadhan

بسم الله الرحمن الرحيم

السلام عليكم ورحمة الله وبركاته

الحمد لله رب العالمين والصلاة والسلام على أشرف الأنبياء والمرسلين نبيا محمد وعلى آله وصحبه ومن تبعهم بإحسان إلى يوم الدين

Saudaraku Seiman.

Alhamdulillāh dihadapan kita ada sebuah bulan yang mulia bulan Ramadhān, bulan Ramadhān merupakan bulan kita bershaum yaitu berpuasa. Bulan Ramadhān adalah bulan untuk menempa kesabaran kita.

Baca Juga: Teks Ceramah Menyambut Hari Raya Idul Fitri 2022, Tentang Bayangan Bidadari Cantik di Syurga

Alhamdulillah wa Sholatu wa Salamu ‘ala Rosulillah wa ‘ala Alihi wa Ashabihi Ajma’in

Ikhwatal Islam di manapun antum berada, semoga Allah Subhanahu wa Ta’ala menjaga antum semuanya.

Baru saja kita meninggalkan bulan suci Ramadhan, bulan yang indah tentunya bagi semuanya. Dan kita sekarang berada di bulan Syawal. Maka pada kesempatan kali ini ada tiga hal yang ingin kita sampaikan setelah kita melepas bersama bulan Ramadhan.

Bersyukur kepada Allah

Saya mengajak kepada diri sendiri dan juga para saudara sekalian untuk bersyukur kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala atas disempurnakannya ibadah kita, الْحَمْدُ لِلَّهِ الَّذِي بِنِعْمَتِهِ تَتِمُّ الصَّالِحَاتُز (Alhamdulillahilladzi bi nimatihi tatimmush sholihat). Dan Allah Subhanahu wa Ta’ala mengatakan di dalam Al-Qur’an:

..وَلِتُكَبِّرُوا اللَّـهَ عَلَىٰ مَا هَدَاكُمْ وَلَعَلَّكُمْ تَشْكُرُونَ

“Dan supaya kalian menyempurnakan jumlah bilangan berpuasa di bulan Ramadhan dan supaya kalian mengagungkan Allah (bertakbir) dan supaya kalian bersyukur kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala.” (QS. Al-Baqarah[2]: 185)

Maka kalau bukan karena Allah, niscaya kita tidak bisa menjalankan ibadah di bulan Ramadhan sebagaimana mestinya. Maka kita bersyukur kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala atas nikmat disempurnakan berbagai ibadah yang mulia di bulan Ramadhan seperti berpuasa yang wajib, kemudian shalat Tarawih, membaca Al-Qur’an dan lain-lain.

Meminta qobulul amal


Marilah kita bersama-sama meminta dengan sungguh-sungguh kepada Allah ‘Azza wa Jalla supaya Allah menerima amal ibadah yang sudah kita lakukan. Meminta qobulul amal. Karena amalan yang diterima itulah yang akan bermanfaat bagi kita di akhirat. Banyaknya amal yang kita lakukan selama di bulan Ramadhan, kalau tidak diterima oleh Allah Subhanahu wa Ta’ala, maka tidak bermanfaat bagi diri kita. Nabi Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam -diantara dzikir pagi yang beliau ajarkan kepada kita setelah shalat subuh- mengatakan:

اللَّهُمَّ إنِّي أَسْأَلُكَ عِلْماً نَافِعاً، وَرِزْقاً طَيِّباً، وَعَمَلاً مُتَقَبَّلاً

“Ya Allah aku meminta kepadaMu ilmu yang bermanfaat, dan rezeki yang baik dan amalan yang diterima.” (Musnad Imam Ahmad, 6/322; Sunan Ibnu Majah, no. 925)

Nabi Ibrahim ‘Alaihis salam dan Nabi Ismail ‘Alaihis Salam berdoa kepada Allah:

…تَقَبَّلْ مِنَّا ۖ إِنَّكَ أَنتَ السَّمِيعُ الْعَلِيمُ

“Wahai Rabb kami, terimalah dari kami. Sesungguhnya Engkau adalah Dzat yang Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui.” (QS. Al-Baqarah[2]: 127)

Maka kita minta kepada Allah, semoga Allah Subhanahu wa Ta’ala menerima amal ibadah yang kita lakukan dan menjadikan ibadah-ibadah yang kita lakukan di bulan Ramadhan dan juga ibadah yang lain, ini menjadi hasanah, menjadi pahala, menjadi ganjaran bagi kita di hari kiamat.

Memohon ampun kepada Allah


Saya mengajak kepada diri sendiri dan juga kepada saudara kami di manapun dia berada (untuk) senantiasa memohon ampun kepada Allah dan beristighfar atas segala kekurangan yang ada. Bagaimanapun kita sudah berusaha melakukan amal shalih di bulan Ramadhan, berusaha semaksimal mungkin, sebanyak mungkin, seikhlas mungkin, tapi tentunya di sana ada kekurangan.

Maka pada kesempatan selanjutnya kita senantiasa beristighfar dan memohon kepada Allah semoga Allah Subhanahu wa Ta’ala mengampuni dosa kita dan menutupi kekurangan kita dan menerima amal ibadah kita meskipun penuh di dalamnya dengan kekurangan.

Istiqomah menjaga ketaatan


Istiqomah menjaga ketaatan setelah bulan Ramadhan ini. Jangan sampai seseorang hanya mendekatkan diri kepada Allah hanya di bulan Ramadhan. Allah Subhanahu wa Ta’ala Dialah Rabb kita di bulan Ramadhan maupun di bulan-bulan yang lain.

Maka di bulan Syawal ini dan juga di bulan-bulan seterusnya, senantiasa kita menjaga amal ibadah dan ketaatan yang sudah kita lakukan.

Alhamdulillah.. di sana banyak amal-amal shalih, di sana banyak ibadah yang bisa di lakukan. Dan Allah Subhanahu wa Ta’ala mengatakan:

وَاعْبُدْ رَبَّكَ حَتَّىٰ يَأْتِيَكَ الْيَقِينُ ﴿٩٩﴾

“Dan sembahlah Tuhanmu sampai datang kepadamu kematian.” (QS. Al-Hijr[15]: 99)

Jadi beribadah kepada Allah tidak dibatasi dengan bulan tertentu, dengan waktutertentu, dengan tempat tertentu, tetapi dibatasi dengan kematian. Kalau sudah mati, sudah.

انقطَعَ عمَلُهُ

“Terputus amalannya.”

Tapi selama nyawa ini masih dikandung badan, maka hendaklah kita terus menjaga istiqomah kita dan ketaatan kita kepada Allah ‘Azza wa Jalla, menjaga shalat berjamaah, menjaga puasa, bersilaturahim, memiliki wirid berupa Al-Qur’an yang dibaca setiap hari, bersedekah, ini bukan hanya di bulan Ramadhan saja. Tapi di bulan-bulan yang lain kita juga dituntut untuk istiqomah menjaga ketaatan kita kepada Allah ‘Azza wa Jalla.

السلام عليكم ورحمة الله وبركاته

Demikian contoh teks ceramah singkat Menyambut Idul Fitri 2022, yang Ketika Kita Ditinggalkan Ramadhan.***

 

a

Editor: Siyam


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah