Kementerian Perhubungan memiliki niat kuat untuk membuka akses di wilayah-wilayah terpencil di Indonesia, dan Bandara Tambelan adalah langkah konkret dalam mencapai tujuan tersebut.
Selain menjadi pusat konektivitas, bandara ini akan membawa manfaat ekonomi yang signifikan bagi daerah-daerah yang sebelumnya sulit diakses.
Namun, transformasi ini tidak datang tanpa tantangan. Salah satu aspek krusial adalah status lahan di area landasan pacu bandara.
Ternyata, lahan seluas 1,75 hektare yang kini menjadi Bandara Tambelan adalah milik seorang tokoh masyarakat yang terkenal dan berpengaruh, Haji Haspan.
Tantangan ini diatasi dengan langkah yang tepat, yakni dengan memberikan kompensasi yang layak kepada pemilik lahan.
Proses penilaian dan perhitungan nilai lahan ini melibatkan berbagai pihak, termasuk pihak kecamatan dan Dinas Perhubungan Bintan.
Bandara Tambelan di Kepri adalah contoh nyata bagaimana potensi sebuah lahan dapat dikembangkan menjadi sesuatu yang jauh lebih bermanfaat bagi masyarakat.
Melalui investasi besar, usaha keras, dan kerja sama lintas sektor, sebuah lahan haji telah berubah menjadi bandara megah yang membawa manfaat ekonomi dan konektivitas yang lebih baik.