Dulu Dikenal Kutai Kartanegara, Ini Sejarah Asal Usul Kota Samarinda yang Bulan Ini Rayakan Hari Jadi ke 355

- 12 Januari 2023, 13:26 WIB
Suku Bugis, salah satu penduduk dominan di Kota Samarinda Provinsi Kalimantan Timur. Sejarah Samarinda tidak bisa dilepaskan dengan keberadaan suku Bugis.
Suku Bugis, salah satu penduduk dominan di Kota Samarinda Provinsi Kalimantan Timur. Sejarah Samarinda tidak bisa dilepaskan dengan keberadaan suku Bugis. /Dok kebudayaan.kemdikbud.go.id

 

CilacapUpdate.com - Kota Samarinda Provinsi Kalimantan Timur yang berdiri pada 21 Januari 1668 pada pekan depan akan merayakan hari jadinya ke 355. Kota Samarinda yang tidak bisa dipisahkan dengan Kerajaan Kutai Kartanegara ini memiliki sejarah cukup panjang dan unik.

Dikutip dari laman samarindakota.go.id, sebelum dikenalnya nama Samarinda, kawasan ini termasuk dalam Kerajaan Kutai Kartanegara yang berdiri pada tahun 1300 M di Kutai Lama, sebuah kawasan di hilir Sungai Mahakam dari arah tenggara Samarinda.

Kerajaan Kutai Kartanegara merupakan daerah taklukan (vasal) dari Kerajaan Banjar yang semula bernama Kerajaan Negara Dipa, ketika dipimpin oleh Maharaja Suryanata, sezaman dengan era Kerajaan Majapahit (abad ke-14—15 M).

Pusat Kerajaan Kutai Kartanegara di Kutai Lama semula di Jahitan Layar, kemudian berpindah ke Tepian Batu pada tahun 1635, setelah itu pindah lagi ke Pemarangan (Jembayan) pada tahun 1732, terakhir di Tenggarong sejak tahun 1781 hingga 1960.

Baca Juga: Dikenal Karena Minyaknya, Ini Sejarah Asal Usul Kota Balikpapan yang Sebentar Lagi Rayakan Hari Jadi ke 125

Penduduk awal yang mendiami Kalimantan bagian timur adalah Suku Kutai Kuno yang disebut Melanti termasuk ras Melayu Muda (Deutro Melayu) sebagai hasil percampuran ras Mongoloid, Melayu, dan Wedoid yang migrasi dari Semenanjung Kra pada abad ke-2 Sebelum Masehi (SM).

Enam kampung awal di Samarinda dan penghuninya

Pada abad ke-13 Masehi (tahun 1201–1300), sebelum dikenalnya nama Samarinda, sudah ada perkampungan penduduk di enam lokasi yaitu:

  1. Pulau Atas;
  2. Karang Asam;
  3. Karamumus (Karang Mumus);
  4. Luah Bakung (Loa Bakung);
  5. Sembuyutan (Sambutan)c dan
  6. Mangkupelas (Mangkupalas)

Penyebutan enam kampung di atas tercantum dalam manuskrip (naskah) surat Salasilah Raja Kutai Kartanegara yang ditulis oleh Khatib Muhammad Tahir pada 30 Rabiul Awal 1265 H (24 Februari 1849 M), yang kemudian dikutip oleh ahli sejarah berkebangsaan Belanda, C.A. Mees.

Halaman:

Editor: Muhammad Nasrulloh

Sumber: samarindakota.go.id


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x