Profil dan Biografi Raden Fatah Alias Jin Bun, Sang Pendiri Kerajaan Pertama Islam Indonesia

- 24 Maret 2022, 16:26 WIB
raden fatahillah
raden fatahillah /

CilacapUpdate.com - Profil dan Biografi Raden Fatah yang merupakan pendiri atau Raja Demak yang merupakan kerajaan islam pertama di pulau Jawa.

Dalam artikel ini kita akan membahas Profil dan Biografi Raden Fatah atau Sultan Syah Alam Akbar al-Fatah yang menjadi penguasa kerajaan islam di pulau jawa.

Bagi kalian yang ingin mengetahui Profil dan Biografi Raden Fatah secara singkat, maka anda pun bisa menyimak ulasannya. Sebagai mana dikutip CilacapUpdate dari berbagai sumber. Berikut adalah Profil dan Biografi Raden Fatah sang penguasa kerajaan islam zaman dahulu.

Baca Juga: PSS Sleman vs Persela Lamongan BRI Liga 1, Prediksi Susunan Pemain dan Link Live Streaming

Biografi Raden Fatah

Nama : Raden Fatah

Nama Lain : Jin Bun, Senapati Jimbun, Sultan Syah Alam Akbar al-Fatah

Lahir : Palembang, Majapahit, 1455

Wafat : Demak, Demak Bintoro, 1518

Agama : Islam

Dikenal : Pendiri Kerajaan Demak

Baca Juga: Cara Mudah Daftar Vaksin Booster Syarat Mudik di Hari Raya Idul Fitri 2022, Gampang Tidak Ribet!

Biografi Singkat Raden Fatah

Menurut Babad Tanah Jawi, Patah lahir pada tahun 1455 di Palembang, yang saat itu masih wilayah Majapahit.

Raden Fatah merupakan seorang putra dari Brawijaya V yang merupakan raja terakhir Majapahit. Raden Fatah juga merupakan anak dari seorang selir Tionghoa.

Selir Tionghoa ini adalah putri Kyai Batong yang juga dikenal sebagai Tan Go Hwat. Hal ini terjadi karena Ratu Dwarawati yang cemburu, akhirnya Raja Brawijaya terpaksa menyerahkan seorang selir Tionghoa kepada adipatinya di Palembang, Arya Damar.

Baca Juga: Nonton Barito Putera vs Persita, BRI Liga 1 SEDANG BERLANGSUNG! Berikut Link Live Streaming

Dalam biografi Raden Fatah, ia juga menggantikan Arya Damar sebagai Adipati Karena itu ia melarikan diri akhirnya ke pulau Jawa dan ditemani oleh Raden Kusen. Sesampainya di Jawa, keduanya langsung belajar di Ampel di Surabaya.

Perjalanan Hidup Raden Fatah

Setelah mendirikan pesantren ternyata pesantren yang didirikan oleh Raden Fatah pun semakin mengalami kemajuan.

Juga mengkhawatirkan Brawijaya alias Bhre Kertabhumi jika pada saat itu Raden Fatah berniat memimpin pemberontakan.

Sehingga Raden Kusen yang waktu itu telah diangkat menjadi Adipati Terung diperintah untuk memanggil Raden Patah. Raden Kusen akhirnya menghadapi Raden Fatah di Majapahit.

Baca Juga: LINK LIVE STREAMING Barito Putera vs Persita Tanggerang, Nonton BRI Liga 1 di Sini Bisa Via HP!

Brawijaya yang diidentifikasi merupakan Brawijaya V merasa terkesan oleh hal yang dilakukan oleh Raden Fatah. Jadi dia akhirnya ingin untuk mengakui Raden Fatah sebagai anaknya. Dalam biografi Raden Fatah, ia kemudian diangkat menjadi bupati.

Selanjutnya pesantren Glagahwangi yang didirikan oleh Raden Fatah diubah namanya menjadi Demak dengan ibu kota yang bernama Bintara. Menurut kronik Cina, Jin Bun atau Raden Patah pindah dari Surabaya ke Demak pada tahun 1475.

Baca Juga: 2 Link Live Streaming Barito Putera vs Persita, BRI Liga 1 Kamis, 24 Maret 2022 Kick-Off 15.15 WIB

Perang Demak dan Majapahit Raden Fatah

Dikatakan bahwa Sunan Ampel melarang Raden memberontak melawan Majapahit. Hal ini dikarenakan meskipun memiliki agama yang berbeda, Raja Brawijaya tetaplah ayah dari Raden Patah.

Ketika Sunan Ampel meninggal, Raden Patah akhirnya harus menyerang Majapahit. Sehingga untuk menetralisasi pengaruh agama lama, Sunan Giri kemudian menduduki takhta Majapahit selama 40 hari.

Dikisahkan pula dalam biografi Raden perang yang terjadi antara Demak Majapahit, yaitu kelenteng Po Kong versi Tionghoa kronis. Dimana beliau juga melaporkan bahwa pernah terjadi perang antara Jin Bun dan Kung-ta-bu-mi pada tahun 1478.

Baca Juga: Sinopsis dan Link Nonton American Assassin, Balas Dendam Dylan O'Brien Atas Kematian Pacarnya

Perang tersebut terjadi setelah kematian dari Bong Swi Hoo atau Sunan Ampel. Dimana disini, Jin Bun menggempur ibu kota Majapahit. Menurut versi Tiongkok dikatakan bahwa Perang berakhir antara Demak dan Majapahit berakhir dengan tertangkapnya Kung-ta-bu-mi alias Bhre Kertabhumi.

Ia dipindahkan ke Demak dengan hormat. Sejak saat itu, Majapahit berada di bawah Demak, yang dipimpin oleh Muslim Tionghoa bernama Nyoo Lay Wa sebagai bupati.

Di tahun 1485, Nyoo Lay Wa tewas karena pemberontakan yang dilancarkan oleh kaum pribumi yang tidak setuju dengan kepemimpinan Nyoo Lay Wa.

Baca Juga: Film Ready Player One Tayang di Bioskop Trans TV Malam ini, Berikut Sinopsis dan Link Nonton

Raden Patah kemudian mengangkat Prabhu Natha Girindrawardhana Dyah Ranawijaya atau Pa-bu-ta-la yang juga merupakan menantu kertabumi sebagai penguasa Majapahit.

Menurut catatan Portugis dan manuskrip Cina, hubungan antara Demak dan Majapahit terulang kembali ketika Pa-bu-ta-la dengan Portugis di Malaka, yang membuat Patah tidak senang.

Kepemimpinan Raden Fatah

Majapahit mengalami kekalahan melawan Demak, namun Pa-bu-ta-la diampuni karena ia merupakan menantu dari Raden Patah. Kerajaan Demak dibawah pemerintahan Raden Patah mengalami kemajuan pesat.

Pemerintah Raden Patah dikenal dengan toleransi beragamanya ketika berkuasa. Hal ini dibuktikan dengan tidak menyerang umat Hindu dan Buddha. Meskipun dia menyerang Majapahit, itu tidak dimotivasi oleh agama tetapi karena politik.

Baca Juga: Twitter Launching Fitur Rekam GIF Bagi Pengguna iOS, Begini Cara Penggunaannya

Raden Patah juga dikenal sebagai pendiri Masjid Demak yang merupakan salah satu mahjid tertua di Indonesia. Beliau juga menjadikan Masjid Agung sebagai pusat pemerintahan kerajaan Demak.

Raden Fatah Wafat

Pendiri kerajaan Islam pertama di Jawa, Raden Patah diketahui wafat pada tanggal 1518 di Demak, Jawa Tengah dalam usia 63 tahun. Posisinya sebagai sultan demak kemudian digantikan oleh anaknya yang bernama Pati Unus atau yang dikenal dengan Pangeran Sabrang Lor atau dalam naskah Tiongkok dikenal sebagai Yat Sun.

Raden Patah diketahui memiliki istri bernama Putri Solekha, Randu Singa dan Putri Dipati Jipang. Dari pernikahannya tersebut Raden Patah memiliki anak bernama Raden Surya atau Pati Unus, Raden Trenggono, Raden Kanduruwan, Raden Kikin dan Ratu Nyawa.***

 

Editor: Lutfi Ramadhan


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah