Transformasi Bandara JB Soedirman: Dari Ditutup Selama Satu Tahun Hingga Era Baru Penerbangan Feeder Umrah

29 September 2023, 19:00 WIB
Transformasi Bandara Jenderal Soedirman: Dari Ditutup Selama Satu Tahun Hingga Era Baru Penerbangan /tangkapan layar/

CilacapUpdate.com - Bandara selalu menjadi sarana vital dalam infrastruktur transportasi udara suatu negara.

Mereka tidak hanya menjadi pintu gerbang untuk perjalanan udara, tetapi juga berperan dalam menghubungkan berbagai wilayah, meningkatkan konektivitas, dan mendukung pertumbuhan ekonomi regional.

Di Indonesia, perkembangan bandara telah mengalami perubahan signifikan selama beberapa tahun terakhir, dengan banyaknya bandara yang dibangun di daerah-daerah yang sebelumnya jarang dijamah oleh fasilitas transportasi udara.

Salah satu contohnya adalah Bandara Jenderal Besar Soedirman (JBS) di Purbalingga, Jawa Tengah.

Membuka Pintu Menuju Jawa Tengah Selatan

Bandara Jenderal Besar Soedirman (JBS) bukanlah nama yang asing lagi di telinga warga Jawa Tengah, terutama mereka yang tinggal di wilayah selatan.

Bandara ini diresmikan oleh Presiden Jokowi pada 11 Juni 2021, menjadi salah satu bandara komersil yang diharapkan akan memperluas akses transportasi udara bagi masyarakat setempat.

Terletak di Purbalingga, Jawa Tengah, Bandara JBS ini memiliki sejarah yang panjang sebelum menjadi bandara komersil seperti sekarang.

Baca Juga: Melihat Lebih Dekat Bandara Juanda Sidoarjo: Sebuah Kisah Kesuksesan di Balik Kemacetan Udara Jawa Timur

Dari Lanud Wirasaba ke Bandara Komersil

Bandara JBS awalnya adalah Pangkalan Udara Militer tipe C yang diberi nama Lanud Wirasaba. Bangunan ini pertama kali didirikan oleh Belanda pada tahun 1938, jauh sebelum Indonesia merdeka.

Namun, selama Perang Dunia II, bandara ini dikuasai oleh Jepang, dan setelah kekalahan Jepang, kembali jatuh ke tangan pemerintah Indonesia.

Tidaklah mudah menjaga kendali atas Lanud Wirasaba, karena pada tahun 1947 hingga 1950, Belanda mencoba merebut kembali wilayah Indonesia.

Akhirnya, pada tahun 1950, Indonesia berhasil merebut kembali Lanud Wirasaba, dan pengelolaannya diserahkan kepada TNI AU.

Pada 7 November 2016, Lanud Wirasaba berganti nama menjadi Bandara Jenderal Besar Soedirman, sebagai penghormatan kepada salah satu pahlawan nasional Indonesia.

Kemudian, pengelolaannya diserahkan oleh TNI AU ke PT. Angkasa Pura II, yang membuka pintu menuju era baru bagi bandara ini.

Baca Juga: Masuk ke Dalama 75 destinasi terbaik di Indonesia Pada tahun 2023! Ini Dia Keindahan di Desa Wisata Kelawi.

Peresmian yang Penuh Harapan

Peresmian Bandara JBS pada tahun 2021 mendapat sambutan positif dari masyarakat, terutama dari Gubernur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo.

Beliau menganggap bahwa kehadiran bandara komersil di wilayah selatan Jawa Tengah menjadi salah satu impian masyarakat setempat yang akhirnya terwujud.

Bandara ini diharapkan dapat memudahkan akses transportasi udara bagi penduduk Purbalingga dan sekitarnya, serta memberikan dorongan ekonomi di wilayah tersebut.

Namun, seperti halnya banyak infrastruktur transportasi lainnya, perjalanan Bandara JBS tidak berjalan mulus sejak awal. Ketika pertama kali dibuka, bandara ini memang menyedot antusiasme besar dari penumpang.

Namun, nasib baiknya berubah drastis ketika pandemi COVID-19 melanda. Dampak pandemi tidak hanya terasa dalam penurunan jumlah penumpang, tetapi juga dalam kenaikan harga tiket dan pengetatan persyaratan perjalanan udara.

Situasi ini akhirnya memaksa pihak otoritas untuk menutup Bandara JBS selama satu tahun. Kebijakan ini diambil untuk mengendalikan penyebaran virus dan melindungi kesehatan masyarakat, tetapi juga berdampak besar pada operasional dan keuangan bandara.

Baca Juga: Eksplorasi Keindahan Desa Wisata Sekapuk: Tempat Tersembunyi di Balik Kota Industri Gresik

Kembali Bersinar dengan Penerbangan Feeder Umrah

Sekarang, setelah setahun ditutup, Bandara JBS kembali dibuka dengan harapan bahwa operasionalnya akan kembali normal.

Salah satu tanda pemulihan ini adalah pelayanan penerbangan feeder umrah pada bulan Agustus 2023. Tindakan ini mencerminkan upaya pihak berwenang untuk mengoptimalkan operasional bandara ini.

Menteri Perhubungan bersama stakeholder penerbangan telah bekerja keras untuk menjadikan Bandara Jenderal Besar Soedirman sebagai pusat transportasi udara yang lebih efisien dan berdaya saing.

Ini melibatkan pemulihan penerbangan reguler, pembenahan infrastruktur, dan peningkatan layanan.***

Editor: Siyam

Sumber: Berbagai Sumber

Tags

Terkini

Terpopuler