Menurut perkiraan pemerintah, proyek tol ini dapat memberikan keuntungan hingga Rp100 juta per bulan jika dibangun. Ini merupakan terobosan brilian untuk mengatasi masalah keuangan negara yang semakin memburuk.
Untuk mendukung proyek ini, pemerintah mengalokasikan dana sebesar Rp4,4 miliar. Sebagian besar dana berasal dari utang kepada Amerika Serikat, yang harus dikembalikan dalam kurun waktu 20 tahun.
Ini menjadikan tol ini sebagai proyek pertama yang didanai oleh utang asing. Dengan persetujuan dan dukungan yang kuat, proyek ambisius ini akhirnya dimulai.
Baca Juga: Gajian di Blitar Makin 'Joss'! Upah Minimum Kabupaten/Kota (UMK) Tertinggi Jatim Bikin Heboh
Dengan anggaran yang sangat besar pada masanya, pemerintah berencana membangun tol pertama di Indonesia sepanjang 59 kilometer.
Perusahaan asal Korea Selatan, Hyundai, dipilih untuk mengeksekusi proyek ini, yang akan mengorbankan ratusan hektar lahan perkebunan milik penduduk setempat.
Selain itu, pemukiman penduduk juga harus digusur, dan ganti rugi yang diberikan pemerintah pada waktu itu terbilang sangat rendah, hanya sekitar Rp25 per meter persegi.
Tol pertama ini diberi nama Jagorawi, singkatan dari Jakarta - Bogor - Ciawi. Pada saat itu, masyarakat sekitar belum terbiasa dengan keberadaan jalan tol, dan banyak tindakan yang mereka lakukan dianggap merugikan para pengendara.
Selain itu, selama masa pembangunan, terdapat laporan tentang 22 pekerja yang tewas akibat kecelakaan.