Ki Ageng Suryo merintis usahanya dari pedagang bakso pikulan hingga menjadi pengusaha waralaba dengan 140 restoran di seluruh Indonesia. Ia meninggal dunia di Surakarta, Jawa Tengah, Sabtu 9 Juli 2011, pada umur 62 tahun.
Pendidikan Widyanto
SMP Solo (1965 - 1967)
STM 1 Solo (1968 - 1970)
Perjalanan Bisnis
Widyanto telah memulai karirnya sebagai penjual bakso pikulan (asongan) sejak duduk di kelas 2 SMP pada tahun 1966 di Kota Solo. Setelah tamat STM 1 di Solo, Widyanto merantau ke Jakarta tahun 1971 dengan bekal uang Rp.1.200.
Di Jakarta dia melanjutkan profesinya sebagai pedagang bakso keliling. Setiap hari keluar masuk gang memikul dagangannya. Beberapa tahun kemudian, Widyanto mengganti angkring dengan gerobak dorong.
Di siang hari, Widyanto berkeliling dari gang ke gang di kawasan Petamburan, Slipi, Pejompongan dan Gelora Senayan. Lalu pada malam hari, Widyanto berjualan di kawasan Lapangan Tembak Senayan.
Kemudian, di Lapangan Tembak itu, Widyanto mendapat pelanggan tetap baksonya. Maka, sejak 1982 Widyanto akhirnya memutuskan berjualan setiap hari di luar pagar kompleks Lapangan Tembak Senayan.
Pelanggannya pun semakin banyak, di antaranya para atlet pelatnas atletik, bulu tangkis, renang, dan menembak. Hingga akhirnya, tahun 1983, Widyanto dipersilahkan mendorong gerobak baksonya ke dalam kompleks.