Dikenal Sebagai Solo, Ini Sejarah Lengkap Kota Surakarta yang Sebentar Lagi Rayakan Hari Jadi ke 278

- 12 Januari 2023, 12:19 WIB
Logo “Solo The Spirit of Java”. Kota Surakarta yang berdiri pada 16 Februari 1745 sekitar satu bulan lagi akan merayakan hari jadinya ke 278. Kota Surakarta yang juga dikenal dengan Kota Solo memiliki sejarah cukup panjang.
Logo “Solo The Spirit of Java”. Kota Surakarta yang berdiri pada 16 Februari 1745 sekitar satu bulan lagi akan merayakan hari jadinya ke 278. Kota Surakarta yang juga dikenal dengan Kota Solo memiliki sejarah cukup panjang. /Tangkap layar laman surakarta.go.id

CilacapUpdate.com - Kota Surakarta Provinsi Jawa Tengah yang berdiri pada 16 Februari 1745 sekitar satu bulan lagi akan merayakan hari jadinya ke 278. Kota Surakarta yang juga dikenal dengan Kota Solo memiliki sejarah cukup panjang.

Dikutip dari Tentang Solo, sejarah Kota Surakarta bermula ketika Sunan Pakubuwana II memerintahkan Tumenggung Honggowongso dan Tumenggung Mangkuyudo serta Komandan pasukan Belanda J.A.B Van Hohenndorff untuk mencari lokasi ibukota Kerajaan Mataram Islam yang baru.

Setelah mempertimbangkan faktor fisik dan non-fisik akhirnya terpilihlah suatu desa di tepi Sungai Bengawan yang bernama desa Sala ( 1746 Masehi atau 1671 Jawa ). Sejak saat itu desa Sala berubah menjadi Surakarta Hadiningrat dan terus berkembang pesat.

Kota Surakarta pada mulanya adalah wilayah kerajaan Mataram. Kota ini bahkan pernah menjadi pusat pemerintahan Mataram. Karena adanya Perjanjian Giyanti (13 Februari 1755) menyebabkan Mataram Islam terpecah karena propaganda kolonialisme Belanda.

Baca Juga: Sejarah Asal Usul Kabupaten Jombang yang Jarang Orang Tau, Warga Jawa Timur Simak Yuk Cak 100 Persen Penting

Kemudian terjadi pemecahan pusat pemerintahan menjadi dua yaitu pusat pemerintahan di Surakarta dan Yogyakarta. Pemerintahan di Surakarta terpecah lagi karena Perjanjian Salatiga (1767) menjadi Kasunanan dan Mangkunegaran.

Tetapi, beberapa tahun sebelum pencarian Tumenggung Honggowongso pada tahun 1946, pada tahun 1742, orang-orang Tionghoa memberontak dan melawan kekuasaan Pakubuwana II yang bertahta di Kartasura sehingga Keraton Kartasura hancur dan Pakubuwana II menyingkir ke Ponorogo, Jawa Timur.

Dengan Bantuan VOC pemberontakan tersebut berhasil ditumpas dan Kartasura berhasil direbut kembali.

Sebagai ganti ibukota kerajaan yang telah hancur maka didirikanlah Keraton Baru di Surakarta 20 km ke arah selatan timur dari Kartasura pada 18 Februari 1745. Peristiwa ini kemudian dianggap sebagai titik awal didirikannya kraton Kasunanan Surakarta.

Halaman:

Editor: Muhammad Nasrulloh

Sumber: Berbagai Sumber


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah