Dari Keluarga Menjadi Rival: Bagaimana Daihatsu dan Toyota Bertransformasi Menjadi Saudara Kembar Otomotif?

27 Maret 2024, 19:43 WIB
Dari Keluarga Menjadi Rival: Bagaimana Daihatsu dan Toyota Bertransformasi Menjadi Saudara Kembar Otomotif? /Dok FB

CilacapUpdate.com - Apakah Anda pernah bertanya-tanya mengapa mobil Daihatsu dan Toyota tampak sangat mirip? Beberapa mungkin berpikir bahwa kedua merek tersebut seolah-olah memproduksi kendaraan kembar, meskipun dengan merek yang berbeda.

Ini bukan hanya berlaku untuk Xenia dan Avanza, melainkan juga untuk Daihatsu Terios dan Toyota Rush, Ayla dan Agya, serta Sigra dan Calya.

Apa yang sebenarnya menyebabkan mobil-mobil ini mirip satu sama lain? Untuk menjawab pertanyaan ini, mari kita menjelajahi sejarah perusahaan Daihatsu dan Toyota, serta bagaimana mereka akhirnya menjadi bagian dari keluarga mobil yang mirip.

Sejarah Awal Daihatsu: Dari Hatsudoki hingga Mobil

Pada tahun 1951, Daihatsu didirikan sebagai penerus Hatsudokisesoko LTD., yang awalnya berdiri pada tahun 1907.

Ini adalah bagian dari restrukturisasi besar perusahaan Hatsudoki. Awalnya, perusahaan Hatsudoki didirikan dengan tujuan utama mengembangkan mesin bertenaga bensin untuk pembangkit listrik tenaga nasional kecil.

Dari awal tahun 1907 hingga tahun 1930, fokus perusahaan ini lebih banyak terarah pada pengembangan teknologi uap untuk digunakan dalam kereta api nasional Jepang, termasuk gerbong kereta untuk transportasi penumpang.

Pada tahun 1930, ketika prototipe truk beroda tiga mulai dipertimbangkan dan diusulkan, perusahaan Hatsudoki mulai bergeser ke arah mesin diesel untuk kereta api dan berkolaborasi dengan Nigata Engineering serta Shinko Engineering.

Baca Juga: Dianggarkan Rp300 Triliun! Segera Ajukan dan Raih Modal Usaha hingga Rp500 Juta Tanpa Jaminan dengan KUR 2024

Pada saat itu, keputusan untuk memproduksi mobil dan teknologi mobil diambil sebagai respons terhadap perkembangan industri otomotif di Jepang pada akhir tahun 1920-an dan 1930-an.

Pada masa tersebut, perusahaan seperti Ford dan GM telah membuka pabrik di Jepang dan berhasil mengekspansi pasar mereka.

Ford membuka pabrik di Yokohama pada tahun 1925 dan pada tahun 1927, GM juga membuka pabrik di Osaka. Namun, kedua pabrik tersebut kemudian diambil alih oleh pemerintah Kekaisaran Jepang sebelum Perang Dunia II.

Perkembangan Daihatsu Sebagai Produsen Mobil Independen

Pada tahun 1960-an, Daihatsu mulai melihat potensi untuk mengekspor produknya ke Eropa, tetapi penjualan mereka di sana tidak mencapai kesuksesan besar hingga tahun 1980-an.

Di Jepang, Daihatsu dikenal sebagai produsen mobil "keijidosha" atau "mobil kei." Hingga saat itu, Daihatsu masih merupakan produsen mobil independen, tanpa afiliasi yang kuat dengan perusahaan otomotif besar lainnya.

Namun, semuanya berubah ketika Toyota mulai memegang peranan penting dalam perjalanan Daihatsu. Pada tahun 1967, Toyota menjadi pemegang saham utama Daihatsu.

Langkah ini diambil sebagai bagian dari upaya pemerintah Jepang untuk membuka lebih luas pasar mobil domestik.

Pada saat itu, Toyota meningkatkan kepemilikan sahamnya di Daihatsu dari 16,8% menjadi 33,4%, dengan mengakuisisi saham dari pemegang saham lain. Ini adalah langkah pertama dalam perjalanan menuju kedekatan antara Daihatsu dan Toyota.

Pengaruh Toyota dalam Perusahaan Daihatsu

Pada tahun 1995, Daihatsu pertama kali mendekati Toyota, menciptakan kemungkinan kerja sama lebih lanjut antara kedua perusahaan.

Toyota tidak hanya menjadi pemegang saham utama, tetapi juga mulai memainkan peran yang semakin penting dalam pengambilan keputusan di Daihatsu.

Dengan kepemilikan lebih dari sepertiga saham Daihatsu, Toyota memiliki pengaruh signifikan dalam pertemuan pemegang saham tahunan.

Pada tahun 1998, Toyota meningkatkan kepemilikannya di Daihatsu menjadi 51,2% dengan pembelian saham dari pemegang saham utama, termasuk lembaga keuangan.

Hal ini semakin mengukuhkan kedekatan antara kedua perusahaan dan mengukuhkan posisi Toyota sebagai pemegang saham mayoritas Daihatsu.

Baca Juga: Bansos Cair Hari Ini? Cek Penerima dan Cara Daftar Bansos Terbaru 2024

Pada bulan Januari 2011, Daihatsu mengumumkan niatnya untuk menarik diri dari pasar Eropa. Keputusan ini dibuat dengan pertimbangan beberapa faktor, termasuk penguatan mata uang Yen yang membuat bisnis ekspor menjadi lebih sulit.

Keputusan tersebut mencerminkan fokus Daihatsu pada pasar domestik dan pasar Asia, di mana merek ini terus berkompetisi dengan kuat. Meskipun Daihatsu mengurangi kehadirannya di Eropa, perannya dalam keluarga Toyota tetap kuat.

Keluarga Mobil yang Mirip: Daihatsu dan Toyota

Seiring berjalannya waktu, hubungan antara Daihatsu dan Toyota semakin erat. Mereka telah berkolaborasi dalam berbagai proyek, menghasilkan mobil-mobil dengan desain yang serupa atau bahkan identik.

Hal ini menciptakan kesan bahwa Daihatsu dan Toyota memproduksi kendaraan yang mirip satu sama lain, bahkan jika mereka memiliki merek yang berbeda. Contoh yang paling terkenal adalah Daihatsu Xenia dan Toyota Avanza, yang sering dianggap sebagai kembar sejati dalam dunia otomotif.

Namun, ini tidak hanya terbatas pada Xenia dan Avanza. Dalam pasar mobil ringan, Anda juga akan menemukan kesamaan dalam Daihatsu Terios dan Toyota Rush, Ayla dan Agya, serta Sigra dan Calya.

Ini adalah hasil dari kolaborasi yang kuat antara dua perusahaan ini, dengan Toyota sebagai pemegang saham mayoritas dan pengaruh signifikan dalam pengembangan produk.

Mobil Daihatsu dan Toyota yang mirip bukanlah kebetulan. Mereka memiliki sejarah panjang yang saling terkait, dimulai dari awal pendirian Daihatsu sebagai penerus perusahaan Hatsudoki.***

Editor: Siyam

Tags

Terkini

Terpopuler