Misalnya, orang-orang di darat, termasuk In Ho (Song Kang Ho), detektif yang meninggalkan istrinya di pesawat maut; Sook Hee (Jeon Do Yeon), Menteri Pertanahan, Infrastruktur dan Transportasi; dan Tae Soo (Park Hae Joon), kepala pusat manajemen krisis Blue House, juga memainkan peran penting dalam film tersebut saat mereka mencoba yang terbaik dalam tugas yang diberikan.
In Ho melakukan apa pun untuk menyelamatkan istrinya dari teror yang menakutkan, dan perilakunya menjadi cukup sembrono dan impulsif saat film mencapai paruh kedua. Pada akhirnya, ia menjadi sosok ayah pamungkas yang melindungi keluarganya.
Di sisi lain, Sook Hee mewakili rasa bersalah dalam film ini karena dia merasa sangat bertanggung jawab untuk menyelamatkan orang terlepas dari ketakutannya. Terakhir, Tae Soo terutama berfokus pada pengambilan keputusan yang rasional dan merefleksikan masyarakat tak berperasaan yang kita tinggali saat ini.
Film ini juga menggambarkan masalah sosial yang kita hadapi saat ini, seperti pengabaian kaum lemah, ekstremisme politik dan etnosentrisme.
Emergency Declaration secara realistis menggambarkan bagaimana masyarakat saat ini akan menghadapi bencana yang mengerikan dalam lingkup sutradara Han Jae Rim yang bermaksud membuat film ini lebih dekat dengan film dokumenter daripada blockbuster.
Sutradara membuat pilihan yang berani dengan tidak menggunakan struktur "baik vs jahat" yang biasa dan mengangkat film ke level lain.
Menarik juga bahwa film ini menampilkan penjahat yang tidak dapat ditebus yang tidak memberi kita simpati. Dalam Non-Stop Liam Neeson, teroris membajak pesawat karena alasannya sendiri, meskipun alasan di balik tindakannya tidak dibenarkan dalam apa yang dia lakukan.
Namun, Jin Seok dalam Emergency Declaration adalah karakter murni jahat yang penuh dengan kegilaan. Tergantung pada pemirsa, aspek seperti itu mungkin menjadi pilihan kreatif yang menarik bagi sebagian pemirsa.