Bahkan, jika seseorang telah memiliki pengalaman dan terbilang profesional, ia dapat menghasilkan ratusan juta rupiah dari setiap proyek yang dikerjakan.
2. Standar Gaji Arsitek
Faktor-faktor seperti pendidikan, pengalaman, portofolio, dan perusahaan tempat bekerja dapat memengaruhi besaran gaji seorang arsitek di Indonesia. Namun, untuk arsitek pemula atau yang baru lulus kuliah, standar gaji yang bisa diperoleh adalah sekitar Rp4,3 juta per bulan.
Untuk arsitek yang memiliki pengalaman satu hingga dua tahun, standar gaji yang bisa diperoleh adalah sekitar Rp7 juta per bulan. Sedangkan untuk arsitek kelas manajer atau direktur, besaran gaji yang bisa diperoleh berkisar antara Rp15 juta hingga Rp50 juta per bulan.
Baca Juga: Jambi KOKOH! 10 SMP Terbaik di Kota Jambi Provinsi Jambi dengan Rerata Akreditasi A, Gas Dicek?
Namun, jika seorang arsitek telah dikenal dan memiliki reputasi yang baik di dunia arsitektur, ia bisa memperoleh bayaran yang lebih besar dari setiap proyek yang dikerjakan. Misalnya, arsitek ternama asal Bandung, Yu Sing, dikabarkan menetapkan harga jasa arsitekturnya senilai Rp300 juta.
3. Suka Duka Arsitek
Rancangan dan pengawalan pembangunan oleh seorang arsitek memiliki nilai yang setara dengan penghasilannya. Namun, kebanyakan orang tidak menyadari suka duka yang dialami oleh arsitek.
Pertama, jam kerja yang tidak menentu adalah konsekuensi yang harus diterima oleh seorang arsitek. Hal ini karena tugas dan batas waktu yang ketat yang ada di dunia arsitektur. Oleh karena itu, calon arsitek perlu mempersiapkan diri dengan baik agar tidak terkejut ketika memasuki dunia kerja.
Kedua, gaji awal seorang arsitek yang baru lulus biasanya sebanding dengan standar Upah Minimum Regional (UMR). Jangan berharap untuk mendapatkan gaji yang tinggi sejak awal. Sebagai arsitek junior, jangan kecil hati. Manfaatkan kesempatan ini untuk meningkatkan portofolio dan pengalaman kerja.