Kecamatan Sidareja Ternyata Punya Cerita Sejarah Asal Usul MISTERIUS, Warga Kabupaten Cilacap Wajib Tau Nih

7 Februari 2023, 15:06 WIB
Ilustrasi Sejarah Asal Usul Kecamatan Sidareja Cilacap/Kecamatan Sidareja Kabupaten Cilacap/tangkapan layar/wikipedia /

CilacapUpdate.com - Kecamatan Sidareja merupakan salah satu kota distrik (induk) kecamatan selain Majenang untuk wilayah pembangunan bagian barat Kabupaten Cilacap.

Kecamatan Sidareja Kabupaten Cilacap ini menjadi kecamatan induk untuk beberapa kecamatan disekitarnya, kecamatan yang berada di bawah koordinasi distrik Sidareja antara lain, Gandrungmangu, Bantarsari, Karangpucung, Cipari, Kedungreja, dan Patimuan.

Kecamatan Sidareja terdiri dari 10 desa / kelurahan yaitu ; Sidareja, Sidamulya, Gunungreja, Tegalsari, Tinggarjaya, Kunci, Penyarang, Karanggedang, Sudagaran, dan Margasari.

Sidareja terletak di 109.01 BT dan 7.41 LS, terletak paling pinggir sebelah barat dari Kabupaten Cilacap dan berbatasan dengan Provinsi Jawa Barat.

Batas antara Provinsi Jawa Tengah dan Provinsi Jawa Barat di adalah sebuah sungai yang mengalir juga sampai ke kota Cirebon di Jawa Barat sungai tersebut adalah sungai Citanduy.

Letak kota Kecamatan Sidareja sangat dekat dengan tempat pariwisata Pangadaran, Jawa Barat dan perjalanan pada hari biasa bisa ditempuh dalam waktu kurang lebih 1 jam dengan kendaraan bermotor.

Bukan hanya itu, Kecamatan Sidareja Kabupaten Cilacap ini juga dekat dengan kota Purwokerto - Banyumas, dan Banjar Jawa Barat.

Namun siapa sangka, banyak warga masyarakat yang belum tau cerita asal usul berdirinya Kecamatan Sidareja Kabupaten Cilacap ini.

Berbatasan dengan Provinsi Jawa Barat menjadikan Kecamatan Sidareja penuh dengan rentetan sejarah yang sangat menarik untuk ditelisik.

Cerita Asal Usul Kecamatan Sidareja Kabupaten Cilacap

Dikutip dari cilacapkab.go.id, berdirinya Kecamatan Sidareja Kabupaten Cilacap tidak lepas dari beberapa cerita lisan yang diyakini bahwa Desa Panda termasuk salah satu desa yang menjadi cikal bakalnya dan keberadaanya konon sudah cukup tua.

Desa Panda diperkirakan sudah ada pada masa-masa berdirinya Kerajaan Galuh, Jawa Barat pada abad ke – 6. Desa Panda masuk wilayah Kerajaan Galuh.

Karena masuk dalam wilayah Kerajaan Galuh yang berbudaya Sunda, kehidupan masyarakat Desa Panda pun juga tidak lepas dari pengaruh budaya Sunda itu.

Pengaruh paling besar bisa dilihat dari bahasa yang dipakai warga Desa Panda. Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Guru Besar Ilmu Linguistik Universitas Padjajaran (UNPAD) Bandung, Prof. Dr. Cece Sobarna, tahun 1989.

Disimpulkan bahwa bahasa Sunda pernah menjadi bahasa tutur masyarakat Panda. Nama-nama tempat dan sungai, seperti, Cireang, Cukangawi, Cipancur, Citunggul, Cipeundeuy, Cibrewek, dan lain sebagainya menunjukkan adanya pengaruh kuat bahasa Sunda di Desa Panda.

Baca Juga: 5 Artis Cilacap yang Wajahnya Bak Bidadari No 3 Bikin Klepek-klepek Cek Artis Mana yang Jadi Favoritmu?

Menurut Sobarna, Bahasa Sunda di Desa Panda termasuk Bahasa Sunda yang tidak mengenal kasar-halus. Masyarakat Panda menyebutnya dengan istilah bahasa Sunda “badeolan”.

Beberapa kosa kata bahasa Sunda di Desa Panda tidak lagi ditemukan pada pengguna bahasa Sunda yang berada di wilayah Bandung dan sekitarnya (wilayah Priangan), tetapi memiliki banyak kesamaan dengan bahasa Sunda di wilayah Banten.

Cerita lain menyebutkan, sebelum dihuni oleh manusia, Desa Panda berwujud hutan belantara yang di dalamnya hidup binatang buas, jin dan siluman.

Mbah Damarwulan, Mbah Panusupan, dan Mbah Jayasengara dianggap sebagai para leluhur yang berjasa besar dalam mendirikan Desa Panda.

Merekalah yang mengusir jin dan siluman jahat sehingga Desa Panda dapat dihuni oleh manusia hingga sekarang.

Warga Desa Panda juga memiliki leluhur yang dikenal dengan nama Mbah Darmokusumo. Mbah Darmokusumo ini seringkali digambarkan sebagai sosok yang memiliki tingkat kejujuran yang tinggi dan totalitas kepasrahan kepada Sang Illahi.

Bagi warga Panda, sosok Darmokusumo menjadi sosok yang dibanggakan, karena memiliki banyak keutamaan-keutamaan dalam perilaku. Karena keutamaan-keutamaan perilakunya tersebut, sosok Darmokusumo seringkali dikait-kaitkan dengan asal-usul nama Panda.

DERMA berarti memberi, AJI berarti sesuatu yang berharga. Nama Panda mengandung makna dan semangat untuk selalu memberikan kebaikan terus menerus kepada sesama.

Baca Juga: 5 Fakta Mistis Gunung Srandil Cilacap Jawa Tengah Ada Petilasan Kaki Tunggal Sabdo Jati Doyo, Penasaran? Simak

Diceritakan juga, konon, sebelum masuk ke dalam wilayah Kabupaten Banyumas, pada awalnya Desa Panda menjadi bagian dari wilayah Kabupaten Cilacap.

Tetapi tidak jelas kapan masa-masa masuk ke dalam wilayah Kabupaten Cilacap dan kapan mulai masuk wilayah Kabupaten Banyumas.

Jejak yang bisa ditemukan hanyalah bahwa dari awal adanya Desa Panda hingga sekarang, Desa Panda telah dipimpin oleh 11 (sebelas) Lurah/Kepala Desa.

Demikian tadi rentetan cerita sejarah asal usul Kecamatan Sidareja Kabupaten Cilacap Jawa Tengah, semoga bermanfaat.***

Editor: Siyam

Sumber: cilacapkab.go.id

Tags

Terkini

Terpopuler