Teks Ceramah Menyambut Hari Raya Idul Fitri 2022, Sangat Merindukan Bulan Penuh Berkah

- 9 April 2022, 02:49 WIB
ilustrasi Teks Ceramah Menyambut Hari Raya Idul Fitri 2022, Sangat Merindukan Bulan Penuh Berkah
ilustrasi Teks Ceramah Menyambut Hari Raya Idul Fitri 2022, Sangat Merindukan Bulan Penuh Berkah /pixabay

CilacapUpdate.com - Dalam artikel ini akan kami berikan contoh teks ceramah singkat atau kultum saat Menyambut Hari Raya Idul Fitri 2022, yaitu Sangat Merindukan Bulan Penuh Berkah.

Pada saat menyambut Hari Raya Idul Fitri, ceramah singkat atau yang sering kita sebut dengan kultum tentunya banyak dijumpai, mulanya kita butuh mempersiapkan contoh teks ceramah singkat menyambut Hari Raya Idul Fitri 2022.

Kita perlu menyiapkan contoh teks ceramah singkat menyambut Hari Raya Idul Fitri 2022, sekarang ini, seperti diketahui bahwa kultum sering dilakukan sebelum melakukan buka puasa dan setelah melaksanakan selesai sholat tarawih.

Baca Juga: Teks Ceramah Menyambut Hari Raya Idul Fitri 2022, Agar Tidak Galau Saat di Tinggal Ramadhan

Sebagaimana dikutip CilacapUpdate dari ngaji.id. Beriku contoh teks ceramah singkat ceramah singkat menyambut Hari Raya Idul Fitri 2022, yang membahas Sangat Merindukan Bulan Penuh Berkah.

Baca Juga: Teks Ceramah Menyambut Hari Raya Idul Fitri 2022, Tentang Harapan Bertemu Ramadhan Kembali

Ceramah Singkat Menyambut Idul Fitri, Sangat Merindukan Bulan Penuh Berkah

بسم الله الرحمن الرحيم

السلام عليكم ورحمة الله وبركاته

الحمد لله رب العالمين والصلاة والسلام على أشرف الأنبياء والمرسلين نبيا محمد وعلى آله وصحبه ومن تبعهم بإحسان إلى يوم الدين

Saudaraku Seiman.

Alhamdulillāh dihadapan kita ada sebuah bulan yang mulia bulan Ramadhān, bulan Ramadhān merupakan bulan kita bershaum yaitu berpuasa. Bulan Ramadhān adalah bulan untuk menempa kesabaran kita.

Baca Juga: Teks Ceramah Menyambut Hari Raya Idul Fitri 2022, Motivasi Agar Kuat Saat Ramadhan Selesai

Kita sering mendengar ungkapan dari orang-orang, bahkan diri kita sendiri sering mengungkapkannya, “Saya rindu dengan Ramadhan. Karena Ramadhan penuh dengan suasana khidmat. Shalat berjamaah, buka puasa bersama, sahur, tilawah Al-Qur’an.” Dan seterusnya.

Pertama, kalimat-kalimat seperti ini harus kita syukuri. Semoga itu pertanda bahwa kita benar-benar merindukan bulan yang mulia ini.

Namun sejatinya, Allah Subhanahu wa Ta’ala sebelum kedatangan Ramadhan itu menguji kita, apakah ungkapan-ungkapan tersebut tulus dan jujur keluar dari hati kita.

Dan pada saat ini kita sudah masuk ke dalam Bulan Sya’ban. Pada hakikatnya, di bulan inilah ketulusan dan kejujuran ungkapan kerinduan terhadap Ramadhan tersebut diuji.

Seseorang yang jujur dan tulus merindukan Ramadhan dengan mengerjakan amal-amal shalih di dalamnya, jika Allah Subhanahu wa Ta’ala mengetahui hatinya benar-benar tulus dan jujur, maka Allah Subhanahu wa Ta’ala akan memberikan taufik padanya dan kemampuan untuk taat menambah ketaatan demi ketaatan di Bulan Ramadhan.

Bahkan sebelum Bulan Ramadhan, Allah Subhanahu wa Ta’ala telah memperlihatkan hal tersebut. Yaitu dengan dia memakmurkan Bulan Sya’ban dengan ketaatan.

Hakikat Bulan Sya’ban

Jadi pada hakikatnya, Bulan Sya’ban ini adalah bulan ujian kita. Benar atau tidak, ungkapan kerinduan kita terhadap Ramadhan tulus dan jujur karena Allah Subhanahu wa Ta’ala.

Namun jika ungkapan itu hanya sekedar pemanis di lisan, dan pada hakikatnya hati kita tidak benar-benar rindu dengan kedatangan Ramadhan, maka kita khawatir Allah Subhanahu wa Ta’ala tidak akan memberikan taufik kepada kita untuk menambah ketaatan di Bulan Ramadhan.

Karena Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman,

وَلَوْ أَرَادُوا الْخُرُوجَ لَأَعَدُّوا لَهُ عُدَّةً وَلَٰكِنْ كَرِهَ اللَّهُ انْبِعَاثَهُمْ فَثَبَّطَهُمْ وَقِيلَ اقْعُدُوا مَعَ الْقَاعِدِيَ

“Dan jika mereka mau berangkat, tentulah mereka menyiapkan persiapan untuk keberangkatan itu, tetapi Allah tidak menyukai keberangkatan mereka, maka Allah melemahkan keinginan mereka. dan dikatakan kepada mereka: “Tinggallah kamu bersama orang-orang yang tinggal itu”.” (QS. At-Taubah[9]: 46)

Kita khawatir. Jangan sampai kerinduan dan semangat kita dalam menyambut Ramadhan itu hanya di lisan dan Allah Subhanahu wa Ta’ala tidak melihat kejujuran dan ketulusan itu di dalam hati kita. Akibatnya, Allah Subhanahu wa Ta’ala enggan memberikan taufik bagi kita untuk melakukan ketaatan yang hebat di Bulan Ramadhan.

Padahal kita tahu bahwa Bulan Ramadhan adalah bulan yang dilipat gandakannya pahala dan keberkahan/ rahmat Allah Subhanahu wa Ta’ala, serta bulan yang di dalamnya melimpah ampunan-Nya.

Barang siapa yang melewati Ramadhan tanpa mendapatkan tambahan rahmat dari Allah Subhanahu wa Ta’ala atau ampunan dari-Nya, sungguh tidak ada manusia yang paling rugi selain dia.

ورحمة الله وبركاته

Demikian contoh teks ceramah singkat Menyambut Idul Fitri 2022, yang Sangat Merindukan Bulan Penuh Berkah.***

 

 

 

Editor: Siyam


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah