Namun, nasib baiknya berubah drastis ketika pandemi COVID-19 melanda. Dampak pandemi tidak hanya terasa dalam penurunan jumlah penumpang, tetapi juga dalam kenaikan harga tiket dan pengetatan persyaratan perjalanan udara.
Situasi ini akhirnya memaksa pihak otoritas untuk menutup Bandara JBS selama satu tahun. Kebijakan ini diambil untuk mengendalikan penyebaran virus dan melindungi kesehatan masyarakat, tetapi juga berdampak besar pada operasional dan keuangan bandara.
Baca Juga: Eksplorasi Keindahan Desa Wisata Sekapuk: Tempat Tersembunyi di Balik Kota Industri Gresik
Kembali Bersinar dengan Penerbangan Feeder Umrah
Sekarang, setelah setahun ditutup, Bandara JBS kembali dibuka dengan harapan bahwa operasionalnya akan kembali normal.
Salah satu tanda pemulihan ini adalah pelayanan penerbangan feeder umrah pada bulan Agustus 2023. Tindakan ini mencerminkan upaya pihak berwenang untuk mengoptimalkan operasional bandara ini.
Menteri Perhubungan bersama stakeholder penerbangan telah bekerja keras untuk menjadikan Bandara Jenderal Besar Soedirman sebagai pusat transportasi udara yang lebih efisien dan berdaya saing.
Ini melibatkan pemulihan penerbangan reguler, pembenahan infrastruktur, dan peningkatan layanan.***