Network
CilacapUpdate.com - Pemerintah Kota (Pemkot) Bandung telah mengambil langkah-langkah darurat untuk mengatasi krisis sampah di TPA Sarimukti. Dalam upaya mengatasi masalah yang belum terpecahkan ini, Pemkot Bandung berusaha mencari solusi yang kreatif dan inovatif.
Salah satu solusi yang diambil adalah dengan memanfaatkan lahan di kawasan Tegalega khusus untuk sampah organik. Langkah-langkah ini diambil karena TPA Sarimukti masih belum mampu menampung jumlah sampah yang terus bertambah. Berfokus pada pengelolaan sampah organik dan anorganik, Pemkot Bandung berusaha mengatasi masalah ini dengan pendekatan yang berkelanjutan.
Dalam penjelasan yang diberikan oleh Plh Wali Kota Bandung, Ema Sumarna, terlihat bahwa langkah-langkah ini diambil dengan hati-hati dan mempertimbangkan dampak lingkungan. Pemkot Bandung saat ini sedang melakukan pembuatan lubang di Tegalega dengan dimensi yang tepat, yaitu 6 x 6 meter dengan kedalaman 3 meter.
Baca Juga: Permintaan Gila Neymar Sebelum Merapat ke Al-Hilal, Minta Armada Mobil Mewah Sebagai Syarat Deal!
Tujuannya adalah untuk mengurangi dampak sampah terhadap lingkungan dan bahkan berharap dapat mendukung kesuburan lahan. Proses pembuatan lubang ini diharapkan dapat mengurai sampah organik dengan lebih efektif, memberikan dampak positif bagi lingkungan, dan mengurangi beban TPA Sarimukti.
Ema Sumarna juga menjelaskan bahwa TPS (Tempat Pembuangan Sampah) di Kota Bandung sudah mengalami beban yang melebihi kapasitas. Meskipun sebelumnya terdapat sekitar 5 persen TPS yang masih memiliki kapasitas, kini semua TPS sudah overload dan tidak dapat lagi menampung sampah yang terus bertambah.
Oleh karena itu, langkah-langkah darurat yang diambil Pemkot Bandung menjadi semakin penting. Selain langkah pengelolaan sampah organik, Pemkot Bandung juga mengambil langkah dalam mengelola sampah anorganik. Dengan bekerja sama dengan pemulung dan pengusaha barang bekas, Pemkot Bandung berharap dapat mengoptimalkan pemanfaatan sampah anorganik dan bahkan mengubahnya menjadi sumber ekonomi.
Langkah-langkah ini tidak hanya terbatas pada pendekatan teknis, tetapi juga melibatkan edukasi kepada masyarakat. Ema Sumarna menekankan pentingnya pemilahan sampah di lingkungan masing-masing.
